Berikut Ini Enam Cara Dakwah Di Jalan Allah

  • Bagikan
Ilustrasi

RELIGI -Jalan dakwah bukan rentang yang pendek dan bebas hambatan. Bahkan jalan dakwah penuh kesulitan, amat banyak kendala dengan jarak tak terkira jauhnya.

Tabiat ini perlu diketahui dan dikenal setiap aktivis dakwah, agar ia bersiap diri menghadapi segala kemungkinan yang terjadi di perjalanan.

Tujuan utama dakwah ialah mengajak umat mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridhai oleh Allah SWT.

Nabi Muhammad SAW mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan berbagai cara, melalui lisan, tulisan dan perbuatan.

Dimulai dari istrinya, keluarganya, teman-teman karibnya [para sahabat] hinga raja-raja yang berkuasa saat itu.

Berikut adalah jenis-jenis dakwah untuk mengajak umat mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.

1. Dakwah Fardiah

Dakwah Fardiah merupakan metode dakwah yang dilakukan seseorang kepada orang lain [satu orang] atau kepada beberapa orang dalam jumlah yang kecil dan terbatas.

Biasanya dakwah fardiah terjadi tanpa persiapan yang matang dan tersusun secara tertib. Termasuk kategori dakwah seperti ini adalah menasihati teman sekerja, teguran, anjuran memberi contoh.

Termasuk dalam hal ini pada saat mengunjungi orang sakit, pada waktu ada acara keluarga pada waktu upacara kelahiran anak.

2. Dakwah Ammah

Dakwah Ammah merupakan jenis dakwah yang dilakukan oleh seseorang dengan media lisan yang ditujukan kepada orang banyak dengan maksud menanamkan pengaruh kepada mereka.

Media yang dipakai biasanya berbentuk khotbah. Dakwah Ammah ada yang dilakukan oleh perorangan dan ada yang dilakukan oleh organisasi tertentu yang berkecimpung dalam bidang dakwah.

3. Dakwah bil-Lisan

Dakwah jenis ini adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui lisan [ceramah atau komunikasi langsung antara subjek dan objek dakwah].

Dakwah jenis ini biasanya menjadi efektif bila disampaikan berkaitan dengan hari ibadah seperti khutbah Jumat atau khutbah hari Raya.

Kajian yang disampaikan menyangkut ibadah praktis, konteks sajian terprogram, disampaikan dengan metode dialog dengan hadirin.

4. Dakwah bil-Haal

Dakwah bil-Haal adalah dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan agar si penerima dakwah mengikuti jejak Da’i [juru dakwah].

Dakwah jenis ini mempunyai pengaruh yang besar pada diri penerima dakwah. Pada saat pertama kali Rasulullah SAW tiba di kota Madinah, beliau mencontohkan Dakwah bil-Haal ini dengan mendirikan Masjid Quba dan mempersatukan kaum Anshor dan kaum Muhajirin dalam ikatan ukhuwah Islamiyah.

5. Dakwah bit-Tadwin

Memasuki zaman global seperti saat sekarang ini, pola dakwah bit at-Tadwin [dakwah melalui tulisan], baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, internet, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif.

Keuntungan lain dari dakwah model ini tidak menjadi musnah meskipun sang da’i, atau penulisnya sudah wafat.

6. Dakwah bil-Hikmah

Dakwah bil-Hikmah, yakni menyampaikan dakwah dengan cara yang arif bijaksana, yaitu melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu melaksanakan isi dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik.

Dengan kata lain dakwah bi al-hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi dakwah yang dilakukan atas dasar persuasif.

Sesungguhnya dakwah adalah tugas yang amat mulia. Tugas warisan para nabi dan rasul ‘alaihimussalam. Allah menegaskan bahwa tidak ada perkataan yang lebih baik daripada menyeru ke jalan Allah.

Firman Allah: “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang berdakwah kepada Allah, mengerjakan amal saleh dan berkata, “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” [QS. Fushshilat: 33].

“Ya muqallibal qulub, tsabbit qulubina ‘ala dinika wa tha’athika, Ya muqallibal qulub, tsbbit qulubina ‘ala da’wati fi sabilika.”

Wallahu a’lam bis bishawab.

*Sumber Bacaan: Majalah Nuansa, April 2012.

  • Bagikan