Masalah Dan Tantangan Pendidikan Kita Di Masa Pandemi

  • Bagikan
Waldetrudis F. Murti

OPINI – Praktik pendidikan di era digital memerlukan inovasi dan kreasi yang terus-menerus sehingga guru maupun anak didik tidak mudah mengalami kejenuhan dan kebosanan. Pun jangan dimaknai pembelajaran daring sekadar memberikan sekian soal kepada murid untuk menjawabnya.

Kalau ini yang terjadi maka pembelajaran yang membebaskan dan berkarakter akan berhenti di slogan tanpa pernah diketahui spirit di dalamnya. Oleh karena itu belajar sesungguhnya tidak pernah berhenti sejak dari dalam kandungan hingga ke liang lahat.

Namun, di samping beberapa kendala yang muncul terdapat beberapa hikmah yang dapat diperoleh dari pandemi Covid-19 tanpa kita sadari. Dengan sistem pembelajaran yang dilaksanakan secara jarak jauh, di mana peserta didik banyak melakukan kegiatan di rumah sehingga dapat mempermudah para orang tua untuk memonitoring anak-anaknya.

Selain itu, dari sisi kreativitas baik dari tenaga pendidik maupun peserta didik dalam sistem pembelajaran jarak jauh dituntut untuk berlaku kreatif. Sebagai contoh tidak sedikit tenaga pendidik membuat materi pembelajaran yang disajikan dalam bentuk video-video pembelajaran. Selain itu, tidak jarang pula pesera didik yang mendapatkan penugasan pembuatan video pembelajaran yang menarik.

Pembelajaran yang ideal adalah pembelajaran yang bisa membuat peserta didiknya bisa menikmati pembelajaran itu dengan guru sebagai fasilatornya. Namun, meskipun guru bertindak sebagai fasilator, tetapi tidak sepenuhnya melepaskan tanggung jawab untuk mendidik peserta didik.

Idealnya disini lebih merujuk pada keaktifan siswa, di mana siswa tersebut jika diminta untuk menyampaikan argumen, maka dia mesti melakukannya dengan tanggung jawab dan penuh keberanian.

Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh seorang guru adalah agar siswa bisa merealisasikan ilmu yang ingin didapat dengan menggunakan metode yang dikuasinya.

Metode tersebut harus bisa membuat peserta didik menjadi aktif dalam kelas, bukan menciptakan metode yang membosakan bagi mereka. Jika peserta didik merasa pembelajaran itu tidak membosankan maka itu adalah pembelajaran yang ideal.

Di Indonesia, banyak sekolah yang tidak layak dipakai untuk tempat belajar atau tempat melaksanakan belajar mengajar. Sebabnya, tidak ada bantuan dari pemerintah setempat, misalnya bangunan sekolah yang berdinding pelupuh dan berlantai tanah.

Lebih parah juga atap yang bocor saat hujan tentu saja siswa akan terganggu dalam proses belajar mengajar.

Selain itu, banyak anak -anak di Indonesia yang kurang mampu secara ekonomi namum mempunyai semangat belajar yang sangat tinggi. Di sini masalah ekonomi yang menghambat mereka untuk menempuh pendidikan.

Sampai saat ini masalah pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya teratasi.

Tentu hal ini menjadi keprihatinan kita bersama, karena kualitas pendidikan merupakan salah satu penentu dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM).

Rendahnya kualitas sumber daya manusia tentu menghambat perkembangan negara.Tanpa adanya kualitas sumber daya manusia menjadi kendala besar dalam pengelolahan kekayaan alam yang ada di Indonesia.

Misalnya banyak investor masuk dan menguasai tambang di Indonesia. Itu terjadi karena SDM rakyat Indonesia tidak sampai ke sana untuk mengelolah tambang. Hanya orang yang tepat yang mampu mengelolah kekayaan yang ada dengan ketersediaan dana pendidikan yang terbatas.

Tantangan lain adalah kurangnya dana pendidikan. Bicara masalah dana bukan berarti membahas seputar biaya pendidikan di lembaga formal maupun informal. Lebih dari itu biaya properti dan fasilitas pendidikan lainnya seperti buku, alat tulis dan seragam sekolah termasuk transportasi di dalamnya.

Bagi kalangan ekonomi menengah ke bawah, mereka tentu akan lebih memilih bekerja sekedar memenuhi kebutuhan sehari-hari yang semakin tinggi dari pada harus meneruskan pendidikannya.

Sekarang kita hidup di zaman serba modern yang sebenarnya justru semakin mempermudah kita mencapai pendidikan yang layak. Seharusnya kita semakin maju, berkembang pesat dan berpikir lebih cerdas dalam segala hal khususnya pendidikan.

Hampir segala kebutuhan, sudah tersedia di zaman modern ini namun fasilitas tidak memadai. Ada yang mempunyai fasilitas mencukupi namun tidak didukung oleh niat.

Pandemi Covid-19 pada dasarnya memberikan dampak-dampak yang dapat melemahkan aktivitas manusia pada umumnya. Tidak dapat dipungkiri pada awalnya banyak masyarakat yang beranggapan bahwa masa pandemi Covid-19 adalah masa yang menyulitkan umat manusia.

Tanpa kita sadari banyak sisi-sisi positif yang dapat kita petik dari pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia hingga hari ini.

Dampak yang dirasakan memang sangat nyata dan dapat dirasakan oleh setiap orang. Namun, masyarakat tidak bisa menjadikan pandemi Covid-19 sebagai sebab untuk tidak melaksanakan kegiatan terutama dalam bidang pendidikan.

Kita sangat berharap Pandemi Covid 19 bisa segera berakhir, sehingga ikatan antara Peserta didik dengan Pendidik tidak bisa digantikan dengan teknologi pembelajaran virtual.


Penulis : Waldetrudis F. Murti, Mahasiswi Program Studi PBSI, UNIKA ST. Paulus Ruteng, Nusa Tenggara TimurĀ 

  • Bagikan