Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan, Mereka Bukan Meninggal Tapi Dibunuh

  • Bagikan
Salah satu aksi para suporter Indonesia saat laga timnas menghadapi Kamboja pada lanjutan Piala AFF 2022 lalu.

JURNALTODAY.ID, Opini – Laga Indonesia menghadapi Kamboja di Piala AFF 2022 diwarnai aksi protes di tribun penonton. Protes yang berbeda dari yang sebelum-sebelumnya.

Bukan soal Piala AFF, prestasi timnas, atau genitnya tokoh-tokoh politik memanfaatkan sepak bola sebagai langgam kampanye. Aksi protes yang kemarin muncul, memaksa sebagian pihak untuk membongkar kembali memori kelam sepak bola di negeri ini.

Tulisan ‘Justice For Kanjuruhan, 01.10.2022‘ terpampang jelas di tribun penonton. Mengingatkan tentang tragedi kelam di Liga 1 BRI 2022 yang menewaskan ratusan penonton dua bulan lalu.

Masih terang diingatan, ratusan suporter yang menyaksikan laga Arema saat berhadapan dengan Persebaya menjadi korban ketidakbecusan pengelola Liga hingga keseriusan negara dalam penegakan hukum.

Hal yang hingga saat ini masih terus dituntut oleh suporter, khususnya Aremania yang sebagian terus melakukan aksi turun ke jalan.

Pada laga lanjutan Piala AFF 2022 kemarin, seruan protes itu kembali muncul. Banyak spanduk yang dibentangkan dengan bunyi protes para suporter. Tentu pemandangan itu semestinya mampu menampar kita, terlebih kepada PSSI dan negara yang masih abai dengan keselamatan serta kemaslahatan rakyatnya.

Selain itu, ada pula rekaman saat salah satu banner dari suporter yang dipasang kemudian direbut paksa oleh pihak pengamanan stadion.

Situasi tersebut tentu berbanding terbalik dengan kondisi pengusutan kasus tragedi Kanjuruhan. Dimana mantan Direktur Umum Liga Indonesia Baru (LIB), sekaligus salah satu tersangka dalam tragedi Kanjuruhan, Akhmad Hadian Lukita sudah dibebaskan dari tahanan.

Demikian juga dengan para aparat kepolisian yang menjadi tersangka penembakan gas air mata ke dalam stadion. Banyak pihak menyebut bahwa ancaman hukuman untuk mereka sangat tidak sebanding dengan kejahatan yang mereka lakukan.

Apalagi dengan PSSI di bawah pimpinan Mochamad Iriawan atau Iwan Bule yang sama sekali tidak terdampak dari kegagalan mereka mengelola liga hingga menghilangkan nyawa penonton.

MEREKA BUKAN MENINGGAL TAPI DIBUNUH” bunyi salah satu spanduk dari suporter Indonesia pada Piala AFF 2022 semoga mampu mengembalikan memori pegiat sekaligus pecinta sepak bola negeri ini, bahwa ada hal yang jauh lebih penting daripada prestasi, yakni kemanusiaan.

Jaya Sepak Bola Indonesia, Panjang Umur Kemanusiaan.(*)

  • Bagikan