Waktu Bagaikan Detak-Detak Jantung Kehidupan

  • Bagikan
H Aswan Nasution

“Dari Amru bin Maimun bin Mahran, sesungguhnya Nabi Muhammad SAW berkata kepada seorang pemuda dan menasehatinya, “Jagalah lima hal sebelum lima hal, [1] Mudamu sebelum datang masa tuamu, [2] Sehatmu sebelum datang masa sakitmu, [3] Waktu luangmu sebelum datang waktu sibukmu, [4] Kayamu sebelum miskinmu, [5] Hidupmu matimu.”


WAKTU adalah suatu kata yang tidak bisa dijangkau sejak awal kita hidup sampai mati.

Waktu adalah suatu makhluk yang tidak bisa kita genggam tangannya, kecuali hanya mampu menangis ata s jejak langkahnya yang telah pergi.

Tatkala kita tertawa bercanda, kita tak mengetahui, ketika waktu berkata, “Wahai senyuman! Menangislah engkau untuk detik !!!”

Betapa banyak orang ketika usia senja telah menyapanya berangan-angan untuk kembali ke masa mudanya demi mengungkapkan kepada para pemuda betapa menyesalnya mereka pada masa tua.

Ahli hikmah berkata, “Ketika air mata tak dapat menetes lagi, ketika kedua tangan tak bisa menggenggam lagi, ketika kedua bibir tak bisa bergerak, ketika kaki telah berat untuk melangkah, dan ketika jantung tak sanggup lagi berdetak dengan santai, ketika kita berkata:

“Wahai Dzat yang menciptakan waktu, perintahkan mahkluk-Mu itu [waktu] untuk memeluk badan ini langi” Namun, perkataan ini tak akan membuat waktu berkata;

“Oh, wahai badan yang kaku! kini ku hadir kembali untukmu. “Dosa, dosa dab dosa! Hanya itu yang kita pikirkan kala itu. Tak ada senyum dan tawa! Yang ada hanya banyaknya kesan cerita masa lalu yang menyedihkan”.

Waktu bagaikan detak-detak jantung yang terus bertanya, “Kapan?? Kapan Engkau berhenti, wahai jarum yang panjang dan yang pendek ??!”

Perjalanan akan berakhir jika musafir bersungguh-sungguh hingga berjalan pada malam hari. Jika musafir bnyak tidur pada malam hari, maka kapan dia akan sampai ke tempat tujuan??

Dan ingat, menyia-nyiakan waktu lebih buruk dari pada kematian. Sebab menyia-nyiakan waktu hakikatnya adalah memutus hubunganmu dengan Allah Ta’ala dan hari akhir, sedangkan kematian hanyalah memutus hubunganmu dengan dunia dan penghuninya.

Maka, manakah yang terburuk? memutuskan hubungan dengan Allah Ta’ala ataukah memutuskan hubungan dengan Dunia?!.

Ulama berkata, perlu untuk diingat dan jadikan sebagai wasiat untuk anak dan keturunan, bahwa dunia ini bagaikan bangkai, sementara singa tidak mau mendekati bangkai.

Dunia ini fana dan akhirat itu abadi. Barangsiapa yang mendapat harta benda dunia, harta yang ada ditangannya itu akan sirna.

Tetap ingat, bahwa kematian akan menantimu walaupun kamu naik ke puncak huruf “T” dari kata TINGGI, kematian akan menarik tanganmu mengatakan, “Yuk, pulang, wahai ruh yang penakut!!”

Walaupun engkau mempunyai umur sepanjang umur Nabi Nuh alaihi salam kematian pasti akan menyapamu. Maka gunakan waktumu sekarang juga dan berbekallah!

Sebagaimana Allah SWT memberikan peringatan-Nya dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah ayat 97 :
“Berbekallah! Sungguh, sebaik-baik bekal adalah ketaqwaan.” [QS. Al-Baqarah: 97].

Wallahu a’lam bishshawab.


Penulis : H Aswan Nasution

  • Bagikan