WALHI: Jangan Salahkan Hujan, Tapi Akibat Tambang dan Kebun Sawitlah Penyebab Banjir Kalsel

  • Bagikan

JAKARTA – Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) melalui Direktur Eksekutif Walhi Kalsel, Kisworo Dwi Cahyono menegaskan bahwa banjir besar di Kalimantan Selatan yang terjadi dalam beberapa hari terkahir bukan hanya sekedar cuaca ekstrim, melainkan akibat rusaknya ekologi di tanah Borneo tersebut.

“Banjir tahun ini merupakan yang terparah sepanjang sejarah Kalimantan Selatan yang sebelumnya,” ungkap kiswo, saat di hubungi suara.com, Jumat (15/1/21).

Berdasarkan laporan tahun 2020 saja, sudah terdapat 814 lubang tambang milik 157 perusahaan batu bara yang masih aktif bahkan ditinggal tanpa reklamasi, belum lagi perkebunan kelapa sawit yang mengurangi daya serap tanah.

“Ini menunjukkan daya tampung daya dukung lingkungan di Kalsel dlam kondisi darurat bencana ekologis. Sudah sering sekali kita ingatkan, dari total wilayah 3,7 juta hektar hampir 50 persen sudah dibebani izin pertambangan dan perkebunan kelapa sawit,” tegas Kisworo.

Sebelumnya BPBD Kalsel merilis data harian hingga pertanggal 14 Januari 2021, tercatat ada 67.842 jiwa yang terdampaak dari total 57 peristiwa banjir sejak awal tahun. Khusus untuk bangunan rumah warga yang terdampak sebanyak 19.425 unit.

Akumulatif jumllah terdampak banjir inimasih didominasi dari Kabupaten Tanah Laut, dengan jumlah sebanyak 34.431 jiwa. Kemudian disusul kabupaten Banjar yang tercatat sebanyak 25.601 jiwa.Termasuk Kota Banjarbaru, Kabupaten Tabalong, Kabupten Tapin, dan sekitarnya.(*/HT)

  • Bagikan