Waktu Singkat, Mampukah Kepala Daerah Terpilih Memenuhi Gula Gula Politiknya

  • Bagikan

Kita ketahui, Pilkada serentak ditetapkan tahun ini, tepatnya Desember 2020. Lalu, serentak berikutnya, dijadwal tahun 2024. Artinya, kepala daerah terpilih nanti hanya memiliki waktu efektif tiga tahun menjalankan periodenya. Sebuah waktu yang singkat untuk menjalankan misi, melaksanakan program dan memenuhi gula-gula politik yang terlanjur ditebar lewat janji kampanye.

Maka, mari berpikir sederhana. Kita tawarkan alternatif ketiga: Pilkada itu ditunda saja. Waktu tersisa cukup diisi oleh pejabat kepala daerah yg ditunjuk Mendagri. Selain lebih efisien dari sisi anggaran, pengalaman selama ini juga menunjukkan bukti kalau Plt Kepala Daerah mampu lebih efektif dalam melaksanakan roda pembangunan. Kenapa? Karena mereka bekerja hampir tanpa beban politik, lebih independen. Ini mendorong laku kerja profesional. Apalagi Plt biasanya diambil dari kalangan birokrat2 senior.

Penundaan ini semakin penting jika melihat wabah corona yg kian ganas. New normal tak juga beranjak normal tanpa new. Bahkan beberapa daerah yg tadinya hijau kini menaik merah atau hitam pekat. Covid-19 ini tak bisa dianggap main-main. Beberapa rumah sakit berhenti operasi sementara, demikian pula kantor-kantor dan Puskesmas ditutup karena munculnya klaster-klaster baru di tempat mereka. Terakhir kita dengar, Wakil Gubernur Kaltim beserta enam orang lainnya positif terinfeksi virus.

Kecuali faktor kepentingan, rasanya tak ada urgensi untuk memaksakan jadwal Pilkada serentak diteruskan sesuai rencana. Memang sih dinamika di tingkat elit politik sudah sejauh Sabang sampai Merauke. Pimpinan politik, khususnya di tingkat pusat, di mana ujung pena mereka menggantung nasib kandidat2, juga telah sibuk “menyeleksi” calon2 seantero negeri. Kabar ngerik, sayup kita dengar betapa rumit dan “mahalnya” proses itu. Tapi, semahal-mahalnya itu proses, tetap jauh lebih mahal ongkos Pilkada serentak, dari semua sisi dan aspek.

Tapi tiba-tiba saya tersentak kaget, berita hari ini, anak dan menantu Presiden Jokowi dipastikan diusung ramai2 oleh sebagian besar partai politik di dua tempat berbeda, Solo dan Medan. Ide kecil ini, rasanya sulit menghentikan agenda atau tepatnya pesta Jakarta ini. Karena itu sekaligus akan berarti menghambat atau setidaknya menunda laju karir politik keluarga Jokowi. Orang paling terhormat di negeri kita saat ini.

Ya sudah, kita tunggu saja. Sebagai rakyat, kita hanyalah benang di belakang jarum. Kemana jarum menusuk, ke sana pulalah kita meliuk masuk.

Penulis : H. Andi Ade Lepu,SE,M.Si

Direktur Lembaga Survey Kaltim

Editor : Redaksi

  • Bagikan