BONTANG – Guna membangun kesadaran anti terhadap penyalahgunaan narkoba ditingkat struktur terkecil, yaitu keluarga, Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Bontang meluncurkan program baru BNN yang masuk dalam program prioritas nasional yaitu, Ketahanan Keluarga.
Untuk itu BNN mengadakan Rapat Koordinasi program Ketahanan Keluarga di Balai Pertemuan Kelurahan Loktuan, Jumat (28/05/2021). Acara tersebut turut dihadiri oleh DPPKB, Dinsospem, dan Dinkes lalu pesertanya adalah forum RT dan Ibu-ibu PKK Kelurahan Lok Tuan.
Narkoba adalah kejahatan luar biasa (extra-ordinary crime), maka dari itu cara penanggulangannya bukan lagi dengan cara biasa, salah satunya dengan program Ketahanan Keluarga ini.
Michael Samosir selaku Kasubbag Umum BNN Kota Bontang menjelaskan dipilihnya Kelurahan Loktuan karena di tahun 2020 Kelurahan Loktuan ditetapkan sebagai Kelurahan Bersinar (bersih dari narkoba).
”Setelah penetapan itu kita enggak serta merta, penetapan dan pencanangan, cuma ceremonial, tapi kita teruskan dengan kegiatan secara continue,” ujar Samosir.
Target dari program ini langsung menyasar ke 10 orangtua dan 10 anak melalui assessment yang akan dilakukan BNN dibantu daerah setempat. Nantinya keluarga ini akan mendapatkan penyuluhan, edukasi mengenai narkoba, kiat-kiatnya untuk lepas dari jeratan narkoba atau menghindari narkoba,
“Bukan sekali dua kali kami menemukan dalam assessment rehabilitasi, ternyata dari keluarga tidak harmonis, orang tua yang tidak hadir saat anaknya membutuhkan, atau dari demografinya misalkan dia tinggal di lingkungan yang rawan”, ujar Samosir.
Kasus narkoba tidak bisa dipandang dari satu dimensi, dimana adanya penyalahguanaan lalu ditangkap, dipidanakan, dan selesai. Setelah diselidiki, ternyata orang bisa begitu karena ada masalah keluarga, ada masalah ekonomi, hingga masalah sosial.
“Itulah yang perlu kita tanggulangi bersama dengan elemen elemen masyarakat lain, bukan hanya BNN saja. Dari Dinas Kesehatan akan melihat bagaimana faktor kesehatannya orang-orang ini, dari DPPKB melihat gimana planningnya satu keluarga ini apakah dia benar secara pendapatan, cara mendidik anak,” sebut Samosir.
“Karena kalau kita lihat akar permasalahannya kaya gunung es gitu. Cuma tahu di gunung esnya doang (masalah narkoba), ternyata dibawah lautnya itu banyak masalah masalah lain,” lanjut Samosir.
Selain edukasi, diharapkan program ini nanti akan bisa berkembang lagi dengan mengadakan pemberang alternatif, dan dibuat agen-agen pemulihan untuk rehabilitasi.
“Seumpama pada tahun 2020 persis di Kelurahan Lok Tuan pemberang alternatif itu kita berikan pelatihan membuat amplang dan agar-agar rumput laut. Supaya masyarakat yang rawan dan bergantung ekonominya sama bandar narkoba bisa beralih nih jadi unya keterampilan. Bisa juga kedepannya seperti itu,” ujar Samosir.
BNN sebagai lembaga leading sector, berharap masyarakat menumbuhkan kesadaraan masyarakat bahwa masalah narkoba ini memang bukan tanggung jawab BNN atau Dinas-dinas saja. Melihat secara SDM, waktu, anggaran, tidak mungkin setiap saat mereka benar-benar mengawasi sampai inti terkecil keluarga.
“Kasih edukasi masyarakat, ini enggak boleh loh, selain merusak kesehatan, merusak juga keluargamu, merusak juga dirimu sendiri karena akan diberikan sanksi dan banyak elemen lain yang bisa rusak karena narkoba. Kita berikan kesadaran itu lama-lama orang sadar itu bahaya, permintaan turun dengan sendirinya supply nya juga turun”, pungkasnya.