TASAWUF PERJALANAN MENUJU TUHAN

  • Bagikan

Sebagian kelompok di dalam Islam merasa terganggu dengan istilah tasawuf dan menganggap tasawuf tidak ada di dalam Islam. padahal substansi sejati dari tasawuf adalah merujuk kepada Alquran dan sunnah Rasulullah.

Tasawuf adalah metode atau langkah-langkah dalam membersihkan hati. Ahli tasawuf diberi gelar sufi karena akhtivitas mereka dalam membersihkan hati dengan sering mengingat Allah (Dzikir). Salah satu dzikir yang sering mereka ucapkan adalah la ilaha illalah, tiada tuhan selain Allah. dzikir itu mereka lakukan di setiap keadaan berdiri, duduk atau berbaring dalam keadaan khusyu dan dalam kesadaran ilaihiah. Mereka berjuang sungguh-sungguh (mujahadah) untuk membersihkan akhlak yang tidak baik seperti rakus, dengki, ujub, riya dan sifat buruk lainnya dan digantikan dengan sifat-sifat yang baik seperti ikhlas, sabar, syukur, tawadhu, zuhud, wara, qanaah dan ridha.

Mereka bergelut dengan dua ilmu yaitu ilmu lahir (syariat) dan ilmu batin karena mereka sadar tidak bisa terbang menuju Allah tanpa dua sayap ilmu itu. mereka melangkah dari syariah yaitu melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi larangannya dan berusaha menggali makna dari esensi setiap ibadah yang mereka lakukan. mereka melaksanakan shalat, puasa, zakat, dan haji sesuai tuntunan syariat dan menjauhi segala larangan seperti menfitnah, mencuri dan perbuatan maksiat lainnya. Nafsu dan syahwat mereka tundukkan. mereka berpuasa bukan hanya tidak makan dan minum tapi juga mempuasakan seluruh panca indra mereka. Mereka menjaga hatinya jangan sampai melakukan amal karena dorongan syahwat dan keegoan diri seperti ingin dipuji, dihormati dan bangga dengan diri sendiri. Itulah Ihsan. Mereka selalu mengawasi hatinya karena sadar Allah tidak melihat pada penampilan lahiriah tapi pada hati dan amal mereka. makanya orang bertasawuf selalu berbicara tentang hati. Bagi mereka hati dapat menjadi tempat bagi cahaya illahi tapi mungkin juga menjadi tempat bisikan-bisikan setan. praktisi tasawuf selalu menjaga hatinya agar selalu berada di jalan Allah.

Puncak perjalanan ibadah mereka adalah penyembahan yang murni kepada Allah SWT saat itulah setan tidak mampu memperdayakannya. Iblis menjawab,”Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-MU yang mukhlis di antara mereka (QS. Shad ayat 82-83).
Ketika hati mereka telah kosong dari selain-Nya saat itulah anugerah Allah turun tanpa diminta. Allah memberikan pengetahuan (nur) secara langsung kedalam hatinya sehingga hatinya bisa menyaksikan. Ia menjelma menjadi sangat arif dan bijaksana karena ia melihat dengan cahaya TuhanNya. Ia seperti Majnun ketika melihat rumah kekasihnya, laela?
“Aku melewati rumah laela, aku pun menciumi dindingnya yang ini dan dindingnya yang itu”. bukan cinta kepada rumah yang bersemayan di hati Majnun melainkan cinta kepada orang yang bersemayam di dalam rumah itu, cinta kepada Laela.
seperti inilah keadaan mereka. Alam semesta ini adalah rumah. ketika mereka melihat rumah ini (alam semesta), mereka melihat tetumbuhan, pepohonan, planet-planet, bintang-bintang, matahari, bulan dan benda-benda lain. maka apapun yang dia lihat Ia tidak melihat padanya kecuali kebesaran dan keindahan Allah SWT

Ilmu ini tidak bisa diperoleh walau anda telah menamatkan beribu ribu buku agama. Anda memerlukan kesungguhan dalam beribadah serta anugerah dari Allah. Ilmu inilah yang didapatkan oleh Khidir. hingga Nabi Musa pun disuruh belajar kepadanya. Kenapa Nabi Musa disuruh oleh Allah untuk belajar kepada Khidir ? karena suatu ketika Nabi Musa pernah berkhutbah dihadapan bani Israel, lalu ia ditanya,”siapakah orang yang paling berilmu, dan Musa menjawab,’ aku adalah orang paling berilmu. ucapan Musa tersebut kemudian ditegur oleh Allah SWT dan dikatakan, Tidak Musa, engkau bukanlah orang paling berilmu. Ada seorang hamba-Ku yang lebih berilmu daripada engkau, temuilah, dia bertempat di Majma’ al-Bahrain, pertemuan dua lautan. Namanya tidak disebut dalam Alquran tapi dia biasa disebut dengan Khidir.

Mengapa dia disebut khidir?
Khidir artinya hijau. tanah yang kering atau tandus dapat menjadi hijau apabila disirami oleh hujan. Hijau adalah simbol guru yang dengan cahaya hatinya dapat menerangi hati muridnya yang sebelumnya mati (tanah kering menjadi hijau kembali). Khidir adalah Nabi yang telah memiliki pengetahuan eksternal dan pengetahuan internal yang merupakan simbol pertemuan dua lautan.
Maka Nabi Musa as ingin belajar kepada Khidir. Ia berkata, “aku ingin menemuinya, aku ingin bertemu dengannya. Seperti itulah anda, tirulah Musa as, carilah guru yang mengikuti jalur khidir yang memadukan pengetahuan eksternal (ilmu syariat, sains dan tekhnologi) dan internal (pengetahuan yang datang dari Allah) secara harmonis, yang mereka itu shalat, zakat, puasa, dan Haji tapi juga memiliki kebaikan dan kasih sayang di dalam dirinya. Ia tidak merasa sombong dan berbangga diri dengan ilmunya karena mereka sadar bahwa orang-orang yang sombong dan berbangga diri maka Allah akan mengambil ilmu pengetahuan darinya. mereka adalah orang yang paling mendalam ilmunya dan paling memahami kenyataan yang terjadi di dunia ini. Dajjal pun tidak akan mampu menipunya. Tapi sayangnya mereka ini sangat-sangat sedikit.

Muhammad Ahsan Thamrin

  • Bagikan