Tak Ada Lagi Biaya Rapid Antigen Untuk Penjaga Pasien RSUD Bontang

  • Bagikan
Wakil Direktur Pelayanan RSUD Taman Husada Kota Bontang, drg Toetoek Pribadi Ekowati

BONTANG – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Taman Husada Kota Bontang mengambil kebijakan untuk gratiskan para penjaga pasien dari biaya tes Swab Antigen atau yang juga dikenal sebagai Rapid Antigen.

Wakil Direktur Pelayanan RSUD, drg Toetoek Pribadi Ekowati mengatakan kebijakan tersebut berlaku mulai Senin,10 Mei 2021.

Tentunya ada pemberian syarat bagi penjaga pasien yang berhak mendapatkan layanan gratis tersebut, yakni hanya berlaku untuk satu orang penunggu.

“Bila penunggu akan berganti, maka penunggu selanjutnya biaya pribadi,” ujarnya pada awak media beberapa waktu yang lalu.

Untuk penjenguk atau penunggu kedua biaya yang harus dikeluarkan sebesar RP. 100 Ribu.

“Kebijakan harga tersebut sesuai dengan pemberlakuan sebelumnya,” sambungnya.

Lebih lanjut Toetoek menjelaskan alokasi anggaran untuk penggeratisan Rapid antigen kepada penjaga pasien pertama dengan mengalihkan anggaran yang lain.

“Kami tekankan jika RSUD merupakan rumah sakit milik pemerintah yang tidak berorientasi dalam pengambilan keuntungan. Tentunya ada yang harus kami korbankan untuk mengakomodir kebijakan tersebut, sepanjang itu masih bisa dilakukan,” ungkapnya

Kemudian pihaknya juga berharap agar RSUD bisa mendapatkab suport untuk pemenuhan biaya Rapid Antigen.

“Dan akan lebih baik lagi jika ada bantuan, pemerintah sebagai fasilitator komunikasi kepada stakeholder (pemangku kepentingan) ataupun dari bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan,” lanjutnya.

Selanjutnya pihaknya terus menghimbau bagi penjaga pasien untuk tetap patuh dan melaksanakan melaksanakan protokol kesehatan yang ketat.

Kebijakan tersebut lahir setelah sebelumnya mendapatkan sorotan dari anggota DPRD Komisi II, Nursalam soal adanya SK Direktur RSUD yang mewajibkan bagi penjaga pasien untuk melakukan Swab Antigen dengan biaya sendiri.

“Saya mendapatkan aduan dari beberapa masyarakat,” ungkap salam

Meski saat itu mendapatkan subsidi dari harga normal RP. 250 ribu menjadi Rp. 1.00 ribu.

Nursalam menilai jika angka ini masih cenderung mahal bagi masyarakat dengan taraf ekonomi menengah kebawah.

“Hanya saja yang harus menanggung biaya swabnya adalah pihak rumah sakit, di RSUD itu kan rata-rata orang yang BPJS, jadi tidak seharusnya warga diberikan beban biaya yang lain lagi, kasihan masyarakat,” tutupnya.


Penulis : Muhammad Faridzul Rifqi

  • Bagikan