Sungai Mahakam Percikkan Perjuangan Perempuan Menghapus Segala Bentuk Kekerasan

  • Bagikan
Dara Lead bersama Perempuan Aman Lou Bawe berkeliling di sekitar sungai Mahakam dalam aksi memperingati 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP).

JURNALTODAY.ID, Samarinda – Dara Lead bersama Perempuan Aman Lou Bawe menggelar aksi memperingati 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP), Minggu (27/11/2023).

Mengangkat isu-isu perempuan, dari seputar kekerasan seksual, krisis iklim, RUU masyarakat adat, RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga, Kekerasan Dalam Rumah Tangga, hingga pernikahan dini, aksi digelar dengan berkeliling di sekitar sungai Mahakam.

Dalam rilisnya, aksi ini mengungkapkan bahwa problem kekerasan terhadap perempuan tak pernah berhenti dan terwujud dalam berbagai bentuk.

Pun, bermacam isu digaungkan dalam aksi momen 16 HAKTP, untuk menyingkap bahwa persoalan perempuan memiliki keterhubungan satu dengan lainnya.

Perempuan mengambil peranan penting dalam segala aspek kehidupan yang acapkali dikesampingkan dan dialpakan oleh masyarakat bahkan negara.

“Perempuan dianggap tidak cakap berkarya padahal tenaganya dihisap tanpa jeda,” kata Monalisa dari Dara Lead melalui keterangan tertulisnya.

Pada momen 16 HAKTP tahun ini, kolektif perempuan Dara Lead, Perempuan Aman Lou Bawe, dan Perempuan Mahardhika menunjukkan bahwa berjuang bersama menyuarakan keadilan tidak hanya bagi dirinya sendiri namun untuk seluruh perempuan di dunia.

“Perlawanan ini juga sebagai tanda bahwa penghapusan kekerasan merupakan isu bersama yang perlu ditegakkan secara berkesinambungan,” tegasnya.

Berorganisasi, lanjut dia, merupakan salah satu upaya perempuan untuk melawan ketidakadilan dan bersama-sama mencapai kesetaraan.

Dengan mengangkat ragam isu yang ada di masyarakat, membangun kesadaran setiap perempuan bahwa perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk terbebas dari diskriminasi dan belenggu patriarki yang menyebabkan kekerasan.

Kekerasan terhadap perempuan merupakan pelanggaran hak asasi manusia dan merupakan isu bersama, maka keterlibatan dari berbagai pihak untuk bersama menyuarakan keadilan bagi perempuan menjadi sebuah kunci.

Lebih lanjut, perjuangan ini juga menuntut kepastian perlindungan bagi pekerja, khususnya perempuan dari segala bentuk kekerasan yang merupakan kewajiban bagi negara sebagai bentuk pemenuhan hak asasi manusia.

Aksi yang digelar di Samarinda ini merupakan salah satu aksi serentak yang digaungkan oleh Perempuan Mahardhika.

Perempuan Mahardika melakukan aksi nasional untuk memperingati 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) dengan mengusung tagline ‘Negara Menyebabkan Kemiskinan, Dalam Situasi Krisis Perempuan MemikulBeban Lebih Berat‘.

Aksi dilakukan di 4 titik wilayah di Indonesia, yaitu Jakarta dengan titik aksi adalah di Patung Kuda Arjuna Wiwaha, kemudian Makassar dengan titik aksi di Monumen Mandala–Sudirman, lalu Banjarmasin dengan titik aksi di Patung Bekantan-Siring, dan Samarinda dengan titik aksi sungai Mahakam.

Dalam sejarahnya, peringatan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) diperingati secara global setiap tanggal 25 November hingga 10 Desember.

Tanggal 25 November pun ditetapkan sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan Mirabal Bersaudara, yaitu Patria Marcedez Mirabal, Minerva Mirabal dan Maria Teresa Mirabal yang dibunuh pada 25 November 1960 karena aktivitas politik melawan dan menggugat kediktatoran rezim Rafael Trujillo di Republik Dominika.(**/as)

  • Bagikan