Studi Temukan Pemilik Alis Tebal Cenderung Narsis

  • Bagikan

JAKARTA — Alis tebal dan tegas diinginkan banyak orang. Sebuah penelitian menemukan hubungan antara ketebalan alis dengan tingkat narsistik seseorang.
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Personality ini menemukan, orang dengan alis tebal umumnya memiliki karakter narsistik yang kuat. Penelitian berjudul “Eyebrow Cue Grandiose Narcissism” ini juga menunjukkan bahwa orang dengan alis tebal lebih mungkin untuk bertindak egois.

Untuk mempelajari hal tersebut, para peneliti Miranda Giacomin dan Nicholas Rule mengambil potret ekspresi netral dari 39 mahasiswa di Toronto University yang menjadi partisipan dalam studi. Partisipan terdiri dari 26 perempuan dan 13 laki-laki, dengan rata-rata usia 21 tahun.

Partisipan kemudian diminta mengikuti tes kepribadian narsistik standar. Mereka ditanya seberapa setuju mereka dengan beberapa pernyataan yang diajukan. Beberapa pernyataan yang muncul sebagai berikut:
“Jika saya menguasai dunia, itu akan lebih baik”
“Saya merasa mudah untuk memanipulasi orang”

Melansir Insider, beberapa pernyataan yang diajukan para peneliti diklaim benar-benar menunjukkan sisi narsistik seseorang.

Selanjutnya, peneliti mengikutsertakan 28 relawan untuk memperhatikan foto atau potret para partisipan. Relawan diminta menilai para partisipan berdasarkan foto yang dilihat dalam skala 1 (sama sekali tidak narsistik) hingga 8 (sangat narsistik). Dalam tahap ini, peneliti mendefinisikan narsistik sebagai sifat egois dan fokus pada diri sendiri.

Pada percobaan lainnya, peneliti menempelkan kertas hitam buram di atas mata partisipan dalam foto. Mereka kemudian kembali meminta sukarelawan untuk menilai tingkat narsistik para partisipan.

Para peneliti menemukan, relawan dapat menebak tingkat narsistik seseorang saat mereka difokuskan pada alis mata partisipan.

“Kami pada dasarnya melakukan serangkaian eksperimen panjang di mana kami mempersempit fitur wajah, hingga akhirnya kami menemukan alis sebagai salah satu isyarat utama dari sikap narsistik,” ujar Giacomin.

Kendati demikian, penelitian ini tak sepenuhnya sempurna. Di zaman kiwari, agak sulit untuk menentukan apakah riasan perawatan alis yang dapat mempertebal alis seseorang berperan dalam hal tersebut atau tidak. Ada banyak faktor lagi yang harus menjadi catatan.

“Hasil studi ini mungkin tidak bisa mencerminkan pengalaman di kehidupan nyata hingga 100 persen,” kata Giacomin.

Sumber : CNN

  • Bagikan