BONTANG – Ratusan orang dari 22 organisasi peduli sampah terlibat dalam momentum Hari Lingkungan se-Dunia yang jatuh pada 5 Juni 2021.
Inisiator Aksi Gotong Royong Bersih Mangrove Muhammad Wawan Adi Saputra mengatakan, kepedulian mereka dalam menjaga lingkungan menjadi penting. Kegiatan serentak ini dilakukan pada dua titik mangrove. Mangrove Saleba dan Mangrove Berbas pantai.
“Selama tutup saat pandemi Covid-19 kami melihat kondisi mangrove yang juga jadi salah satu destinasi wisata, kelihatan tidak terurus karena banyaknya sampah yang tersangkut di akar,” kata Wawan saat ditemui awak media , Sabtu (05/06/2021).
Kegiatan ini juga sebagai bentuk komitment menjaga keseimbangan ekosistem. Diketahui tumpukan sampah yang ada mangrove ini tidak bisa diketahui datangnya dari mana saja.
“Yang terpenting membangun kepedulian untuk tidak membuang sampah di laut, sebagian sudah sadar bahwa membuang sampah sembarangan akan berdampak buruk dalam kehidupan manusia,” ungkapnya.
Kepedulian ini diharapkan bisa menggerakkan hati Pemkot Bontang, untuk memberikan perhatian kepada masyarakat pesisir. Terutama dalam mengkontrol pembuangan sampah kelaut.
“Menyediakan kendaraan pungutan sampah untuk menjemput langsung kerumah warga, jadi bisa mengurangi volume sampah yang terbuang kelaut,” sambungnya.
Dari dua lokasi mangrove yang menjadi fokus pungutan sampah. Diperkirakan volume sampah yang terkumpul mencapai ratusan kilo.
“Nanti dari pihak DLH yang akan mengangkut terus dipilah, mana saja sampah yang bisa di daur ulang dan langsung di buang ke tempat pembuangan akhir,” ucapnya.
Selain aksi sosial, nanti juga akan ada Nonton bareng Film yang dilaksanakan pada Senin (07/06/2021) mendatang.
“Nanti ada juga nobar film pulai plastik bersama Walikota Bontang, dari situ kita akan tawarkan solusi-solusi yang bermanfaat bagi kemajuan Kota Taman,” bebernya.
Di lokasi yang sama Lurah Berbas Pantai Rendi Maulia, mengatakan apresiasi peran pemuda yang sampai saat ini masih peduli terhadap lingkungan. Karena jika hanya berbicara tanpa bertindak itu akan menjadi omong kosong saja.
“Kegiatan ini juga mengacu kepedulian masyarakat setempat untuk terus berbenah dan menjaga lingkungan, minimal masyarakat sadar jika membuang sampah dilaut dapat merusak ekosistem yang hidup dibawah air,” kata Rendi.
Lebih lanjut, Rendi menyampaikan bahwa saat ini pihaknya tidak henti menghimbau masyarakat yang berada pesisir untuk tidak membuang sampah sembarangan.
“Yah masyarakat mayoritas sudah sadar, buktinya setiap hari 3 kendaraan operasional yang dikelola oleh kelompok swadaya masyarakat yang bertugas mengangkut sampah cukup banyak yang terpenting ini butuh kepedulian semua pihak untuk meminimalisir limbah dibuang ke laut,” pungkasnya. (*)