Sederetan Prestasi Masa Kepemimpinan Sebagai Wali kota dan Wakil walikota Neni-Basri periode 2016-2021

  • Bagikan
Neni Basri Walikota dan Wakil Walikota Bontang Priode 2016-2021

BONTANG – Kursi kepemimpinan Bontang saat itu di isi oleh pasangan Neni dan Basri Rase, menang atas rivalnya yaitu Adi-Isro.

Dilantik ditahun 2016 oleh gubernur Kalimantan Timur yang saat itu di jabat oleh Awang Faroek Ishak.

Diawal kepemimpinannya memang saat itu Bontang sedang di hadapkan dengan keadaan defisit anggaran yang luar biasa. Pasalnya APBD dari 1,9 triliun hanya menyisakan 800 miliyar saja.

Keterbatasan anggaran itu tak membuat Neni dan Basri mati dalam melangkah. Mereka tetap bertahan dengan strategi mengurangi belanja daerah , memangkas tunjangan PNS dan tak terkecuali gaji para pegawai honorer.

“Langkah awal itu di ambil agar roda pemerintahan tetap bertahan meski diterpa badai defisit anggaran,” ujar Neni saat ditemui di acara serah terima jabatan Walikota Bontang kepada Pelaksana tugas harian, Rabu (24/3/2021).

Selanjutnya setelah masa kepemimpinan yang masuk ke tahun ke tiga, keuangan daerah kembali memulih walaupun secara bertahap.

Dengan kembali meningkatnya keuangan daerah, langkanya untuk mengembalikan upah honorer dan menaikkan tunjangan PNS menjadi angin segar kepada pekerjaan yang terdampak.

Pada kepemimpinan Neni-Basri juga fokus kepada sektor pendidikan.

Program tersebut berhasil di rancang dan terealisasi, dengan membagikan sejumlah bantuan berupa sepatu, tas dan seragam sekolah kepada 38 ribu pelajaran yang ada di Bontang di tahun 2019.

Selain itu Neni-Basri juga merancang program pendidikan anak pulai (prodikau). Program tersebut ternyata mendapatkan apresiasi dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan menjadi salah satu dari 16 program yang mencuri perhatian Tjahjo Kumolo, Mendagri saat itu.

Perhatian khusus terhadap dunia pendidikan menjadi corong utama dalam meningkatkan Sumber daya manusia yang memadai demi terciptanya generasi emas di Kota Bontang.

Keberhasilan menggait dua perusahan untuk berinvestasi di Kota Bontang

Dua pabrik berhasil berdiri di masa kepemimpinan Neni – Basri. Dengan begitu akan menyerap ribuan tenaga kerja. Saat itu keuangan daerah belum sepenuhnya pulih. Tetapi, Neni berhasil menggaet investor menanamkan modal mereka di Bontang.

Pertama mega proyek pembangunan PLTU Teluk Kader dengan kapasitas 2×100 megawatt. Proyek tersebut berjalan di tahun 2018.

Di tahun berikutnya, PT Energi Unggul Persada (EUP) yang menanamkan investasinya di Kota Taman. Anak usaha milik gamacorp itu mendirikan pabrik pengolahan kelapa sawit di Bontang Lestari.

Selanjutnya kepemimpinan Neni-Basri juga merealisasikan Sejumlah program pengentasan kemiskinan.

Program dengan bantuan stimulan kepada masyarakat kurang mampu.

Inovasi Neni – Basri dalam memanfaatkan teknologi untuk mendata para warga kurang mampu. Melalui aplikasi e-Warung, setiap Keluarga Miskin (Gakin) menikmati subsidi bulanan untuk beras dan telur.

Selanjutnya program Penataan kampung kumuh, program nasional dari kementrian PUPR ini di bawa untuk di realisasikan di Bontang.

Hasilnya Melalui program KOTAKU, berhasil di Selambai Kelurahan Lok Tuan dapat ditata lebih menarik tanpa APBD Bontang.

Ada juga pembangunan rumah hunian untuk keluarga yang tidak mampu. Ada 3 Rusunawa yang dibangun yang diperuntukkan bagi para pekerja dengan upah rendah. Letaknya ada di Kelurahan Api-api, Kelurahan Guntung dan Kelurahan Loktuan.

Sederet program strategis yang sudah di jalankan oleh Neni-Basri mampu bertahan dan terus berkarya demi terciptanya kota yang smart city, green city dan Creative city.

Kedepan tonkat estafet kepemimpinan akan di lanjutkan oleh Basri Rase dan Najirah semoga apa yang sudah di rencanakan semua dapat terlaksana sesuai dengan visi dan misi mereka. (Qy)

  • Bagikan