Salam, Jembatan Keselamatan

  • Bagikan
Aswan Nasution

APA yang paling menonjol dari peradaban materi yang diusung oleh Barat?

Salah satunya, tumbuh suburnya rasa ego manusia. Bahkan, tak sedikit orang yang ingin mencaplok sesamanya.

Sebaliknya, yang indah dari peradaban Islam adalah budaya mengucapkan salam dan saling mendoakan keselamatan sesama orang beriman.

Meski terbilang sederhana. Tapi sejatinya amalan luhur ini tidak mudah dilakukan kecuali oleh hati-hati yang bersih.

Ia bertolak dari ketawadhuan dan orientasi iman yang kokoh. Sebab, pastinya setiap manusia berhajat keselamatan dalam urusannya.

Karena tidak ada seorang pun diantara kita yang mau celaka di dunia apalagi di Hari Akhirat nanti.

Tuntunannya, orang yang menjawab salam disunnahkan untuk menjawab dengan balasan doa yang lebih baik dan sempurna.

“Apabila kalian diberi salam (penghormatan), maka balaslah dengan yang lebih baik atau balaslah dengan yang serupa.” (An-Nisa’ (4):86).

Sebab barangsiapa yang saling menyebarkan salam ini akan berujung kepada surga yang Allah SWT dijanjikan.

Sayangnya, nilai-nilai luhur peradaban Islam perlahan tercabut dari akarnya. Pelan tanpa sadar, ajaran mulia itu tergerus oleh egoisme dan sikap individualis manusia modern.

Jika kaum Muslimin konsisten menerapkan ajaran salam tersebut, niscaya keselamatan, kedamaian, dan kesejateraan akan terwujud.

Bagaimana tidak, sedang masing-masing orang mendoakan, mendorong, dan mengajak saudaranya seiman untuk menjaga keselamatan.

Jika ditanyakan, siapa yang tidak ingin selamat? Sedang orang sakit ingin agar selamat dari penyakitnya.

Yang berhutang ingin agar selamat dari lilitan hutangnya. Yang bodoh ingin agar terlepas dari kejahilannya.

Bahkan yang berbuat aniaya juga tetap ingin agar dirinya selamat dari kezaliman itu.

Jika semua orang memiliki pemahaman yang sama, lalu kesadaran tersebut menjadi gerakan yang massif.

Untuk menghadirkan rahmat, kasih sayang, keselamatan, dan keberkahan, maka negeri tersebut berubah menjadi “baladatun thayyibatun wa rabbun ghafur”.

Insya Allah, di negeri itu tak lagi dibayang-bayangi ketakutan terhadap terorisme karena teror jelas bertentangan dengan ajaran mebebar salam.

Wallahu a’lam bish shawab.◇

  • Bagikan