JAKARTA – Akibat seruan boikot produk negara Prancis di berbagai negara, ternyata seruan tersebut sangat berpengaruh terhadap produk-produk buatan Prancis. Salah satunya adalah harga saham Danone SA, di sejumlah bursa utama Eropa kompak terkoreksi pada perdagangan awal Rabu (28/10/20).
Dilansir CNBC, Rabu (28/10/20) harga saham Danone SA, di Bursa Eurounext Paris, Prancis dengan kode BN-FR terkoreksi 2,65% ke level 47,81 euro/saham. Danone SA merupakan induk dari perusahaan Danone di Paris.
Kapitalisasi pasarnya mencapai 39,2 miliar euro atau setara dengan Rp. 677 triliun. Secara year to date (ytd) hingga hari ini, sahamnya minus 35.32%.
Tidak hanya itu, harga saham Danone SA di Bursa Frankfurt Jerman turun 2,37% di evel 47.69 euro/saham. Dengan kapitaisasi pasar 39.5 milliar euro year to date, saham berkode BSND-FF ini juga minus 35.69%.
Saham Danone SA di Milan Stock Exchange juga turun 2,24% di eve 48,48 euro/Saham berkode DNN-IT itu minus 34,77% year to date.
Sedangkan saham Danone SA di London Stock Exchange 3,31% di level 49,37 euro/saham, dengan kapitalisasi pasar 39,5 miliar euro. Saham berkode OKFX-GB ini minus 34.81% year to date.
Menurut Fachrur Rasyid Arridha selaku pengamat ekonomi, bahwa merosot dan terkoreksinya saham Danone SA tersebut di seluruh dunia sepertinya cukup besar, pengaruh rumor dan sentimen pasar akibat issu pemboikotan produk-produk Prancis yang diakibatkan pernyataan Emmanuel Marcon Presiden Prancis yang menghina ummat Islam di seluruh dunia.
Menjadi wajar kalau ummat Islam diseluruh dunia marah akibat pernyataan dan perlakuan Emmanuel Marcon Presiden Prancis tersebut. Kebebasan pendapat tidak perlulah menghina agama. Sehingga boikot terhadap produk-produk negara tersebut menjadi cara efektif menyadarkan negara yang telah menghina agama tertentu, ungkap Fahrul kepada jurnaltoday.id di Jakarta, Jumat (30/10/20).
Fahrul mengungkapkan bahwa isu pemboikotan tersebut tentunya bersifat sementara, bila kita lihat mungkin pada awal tahun depan saham-saham yang terkoreksi akan rebound kembali. Sebab jarang ada issu atau rumor akan bertahan secara jangka panjang.
Kita diingatkan dengan kasus salah satu produk roti pada saat aksi 212, produk roti tersebut diboikot ummat Islam yang tersinggung dengan pernyataan perusahaan yang memproduksi roti tersebut. Sampai akhirnya harus menciptakan merek yang baru. Apa yang terjadi saat ini produk roti dengan nama yang lama dan nama yang baru laris dipasaran.(*)
Editor : Redaksi
Baca juga : https://jurnaltoday.id/apresiasi-langkah-sigap-kemenlu-panggil-dubes-prancis/
