Renungan Dalam Rangka Memperingati Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2021

  • Bagikan
Aswan Nasution

RENUNGAN HARI KEBANGKITAN NASIONAL


SETIAP tanggal 20 Mei diperingati Bangsa Indonesia sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Dalam sejarah muncul pahlawan-pahlawan, tokoh-tokoh pergerakan, yang berusaha membebaskan bangsa ini agar menjadi bangsa yang merdeka dan bermartabat.

Demikian pula muncul putra-putra bangsa, mulai awal tahun kemerdekaan sampai era sekarang yang telah mencurahkan segala kemampuan untuk menjunjung tinggi martabat bangsa ini.

Hingga saat ini kita adalah bagian dari sejarah bangsa Indonesia yang In sya Allah masih panjang.

“Perjuangan bangsa Indonesia belum selesai” begitulah kalimat yang sering kita dengar.

Kita adalah pewaris sejarah dan akan mewariskan sejarah pula kepada generasi berikutnya, dan tiap generasi telah diuji Allah dengan problem yang berbeda-beda.

Semua itu adalah karunia Allah dan sebagai ujian untuk mengetahui siapa diantara kita (anak bangsa ini) yang paling baik amalnya (karyanya).

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mulk ayat : 1-2 .
“Maha Suci Allah yang Menguasai (segala) kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Yang menciptakan mati dan hidup, untuk Menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun”.

Saat ini Allah sedang menguji bangsa kita dengan masalah besar yaitu krisis moral, krisis akhlak yang berimplikasi kepada berbagai lini dalam kehidupan bernegara.

Kita dan anak-anak bangsa banyak yang merasa terjebak/berada dalam sistem yang korup, tidak bermoral.

Kendati pun dalam pandangan hidup bangsa, Pancasila sila ke-2 mengamanatkan “Kemanusiaan yan adil dan beradab, ” dan Sila ke-5 mengamanatkan “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

Tetapi kerusakan moral yang terjadi di negeri ini seakan tak berhenti dan silih berganti.

Inilah ujian yang berat yang diberikan Allah kepada generasi bangsa saat ini. Yang mau tidak mau harus kita hadapi, kita selesaikan agar kita dapat tampil sebagai sebaik-baik umat.

Apa yang salah dengan kita, sehingga bangsa ini mengalami krisis moral yang panjang ini, semakin banyak orang yang pandai di negeri ini dengan ide-ide cemerlang; semakin banyak ahli hukum tata negara, tata pemerintahan, pakar pendidikan, pakar kebudyaan, pakar teknologi, birokrat.

Semua ikut nimbrung menyampaikan gagasannya agar negara ini segera bangkit, bangsa kita bukan semakin baik tapi kelihatannya semakin bertambah ruwet saja.

Pertanyaan yang patut kita renungkan adalah; sebenarnya apa yang dibutuhkan oleh negara ini dan apa yang bisa kita berikan untuk negara ini?

Marilah kita introspeksi pada diri kita sendiri! Mungkin saja kita memberikan kepada bangsa ini sesuatu yang kita anggap terbaik tetapi sebenarnya tidak dibutuhkan oleh negara ini.

Atau sebaliknya, mungkin juga negara ini meminta sesuatu yang sederhana yang ada pada diri kita tapi enggan untuk memberikannya.

Sebagai pakar hukum telah berupaya memberikan banyak gagasan untuk negeri ini, tetapi sebenarnya yang dibutuhkan negeri ini sesuatu yang sederhana yaitu orang-orang yang taat terhadap hukum yang telah disepakati.

Mungkin saja telah banyak pakar pendidikan yang juga memberikan pemikirannya untuk negri ini, tetapi sebenarnya yang dibutuhkan negri ini sesuatu yang sederhana yaitu orang-orang yang berakhlak mulia yang menjadi suri teladan dan bermanfaat bagi sesama.

Mungkin juga telah banyak pakar tata negara yang berupaya menggagas negeri ini agar mempunyai struktur pemerintahan yang ideal, tetapi sebenarnya yang dibutuhkan negeri ini sesuatu yang sederhana yaitu orang-orang yang disiplin dalam bekerja.

Sebagai bangsa Indonesia kita yakin bahwa kita akan memberikan yang terbaik untuk bangsa ini. Namun marilah kita introspeksi diri.

Apakah yang kita berikan untuk negeri ini benar-benar untuk kita lakukan dengan ikhlas demi negara atau hanya untuk memperjuangkan kepentingan ego kita masing-masing (pribadi, keluarga, golongan dan kelompok).

Akhirnya apa yang bisa kita ambil pelajaran yang berharga dari perjalanan kehidupan berbangsa ini kita tidak perlu berputus asa, sekecil apa pun yang kita lakukan pasti akan ada manfaatnya bagi bangsa ini.

Cukuplah upaya yang kita lakukan merupakan bagian dari proses perbaikan bangsa ini yang tahapannya mungkin sangat panjang.

Tetapi semua itu memang harus kita mulai sekarang, dan langkah pertama dari kita, dari yang sederhana.

Orang bijak bilang kalau kita ingin melangkah 1000 pasti harus dimulai dengan langkah yang pertama.

Jadikanlah selalu para pahlawan bangsa sebagai suri teladan dan pejuangannya yang tulus ikhklas demi kejayaan bangsa dan negara semata, juga telah menginspirasi, bagi proses perjuangan bangsa selanjutnya.

Tanpa beliau mungkin generasi selanjutnya tidak akan terinspirasi bagaimana melakukan strategi yang baik untuk membangun bangsa dan negara ini lebih baik. Wallahu a’lam bish shawab.□

  • Bagikan