Rencana Bongkar Muat Batu bara Di Loktuan, Nursalam: Pemerintah Perlu Memperhatikan Keselamatan Masyarakat

  • Bagikan
H. Nursalam Anggota DPRD Kota Bontang

BONTANG – Rencana penggunaan pelabuhan Lok Tuan untuk di jadikan sebagai tempat bongkar muat batu bara dinilai tidak akan memberikan perubahan yang signifikan bagi peningkatan pendapatan daerah di Bontang.

Anggota Komisi II DPRD Bontang, Nursalam, menilai jika pemilik perusahan yang akan menyuplai batu bara ke pelabuhan Lok Tuan berlokasi di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara.

Karena itu menurutnya keuntungan yang didapatkan dari aktivitas tersebut hanya memberikan tambahan PAD bagi Kab. Kukar. Karena pelabuhan Lok Tuan hanya dijadikan tempat untuk sandar kapal pengangkut batu bara.

“Pembayaran aktivitas tambangnya itu masuk ke Kukar, sementara kita hanya tempat pengiriman saja,” Kata Nursalam, saat di hubungin awak media jumat, (19/03/2021).

Politisi Golkar ini, menyampaikan bahwa aktivitas pembongkaran tersebut akan menimbulkan dampak sosial dan lingkungan. Contohnya debu yang dihasilkan akibat truck yang lalu lalang yang mengancam kesehatan masyarakat sekitar.

“debu yang tak kasat mata Itu kan bahaya bagi masyarakat,” sambungnya.

Selanjutnya Nursalam memberikan masukan terhadap pihak-pihak yang terlibat didalam proses perizinan ini, khususnya izin yang diperuntukkan perusahaan terkait.

Jika ingin memberikan izin terlebih dahulu memperhatikan Perda Kota Bontang Nomor 13/2019 Tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW).

“Sudah di atur itu, pusat industri berada di Bontang Lestari. Jika di bangun di sana tidak melanggar aturan,” jelasnya.

Kekhawatiran muncul ketika sembarang menerbitkan izin karena dapat berpotensi Pemkot Bontang masuk dalam jebakan bisnis yang memberikan kesempatan bagi penambang illegal yang membahayakan keselamatan masyarakat.

“Pemerintah harus jeli menyikapinya, jangan sampai rencana bongkar muat di Loktuan akan memfasilitasi tambang illegal,” ungkap Salam, sapaan akrabnya.

Saat di singgung soal adanya tumpukan batu bara yang berada di lokasi perbatasan Kutim dan Bontang, dirinya enggan memberikan komentar karena lokasi bukan berada di Bontang.

“Waduh, itu wilayah Kutim, saya tidak bisa komentari,” jawabnya. (004/redaksi)

  • Bagikan