Ramadhan Momentum Taklukkan Hawa Nafsu

  • Bagikan

Oleh: ASWAN NASUTION


DALAM diri kita ini ada dua kekuatan besar yang senantiasa bertarung memperebutkan instrumen yang siap sedia untuk digunakan dan diperalat.

Itulah kekuatan ruh atau ruhani dan hawa nafsu. Mana yang lebih kuat dominasinya, maka dialah yang akan memenangkan pertarungan yang dahsyat itu dan memenangkan kendali.

Kalau nafsu yang dominan, maka instrumen-instrumen ini akan bekerja dan berbuat hanya meladeni order (pesanan) sang hawa nafsu.

Akibatnya, kondisi ruhani berada pada posisi yang statis, beku, lemah, tak berdaya, tidak berperan aktif dalam menata instrumen yang ada pada diri kita.

Dalam kondisi seperti itu, akan terasa kian hari kita semakin jauh dari Allah SWT. Akibatnya, kesuraman, kegelisahan, putus asa dan kegersanganlah yang mewarnai hidup kita.

Sifat yang tercela seperti dendam, iri, ambisius, egois, sombong, takabur, angkuh dan sejenisnya akan lebih banyak berbicara dalam penampilan sehari-hari.

Di sinilah letak keistimewaan bulan Ramadhan. Allah SWT mengatur sedemikian sistematis peribadatan di dalamnya sampai nafsu kita betul-betul berada pada posisi yang terdesak, terkucil, dan tidak memegang peranan dalam forum-forum pengambilan keputusan.

Di bulan Ramadhan, yang tampil adalah ruh. Dialah yang memberi order kepada instrumen yang ada dalam diri orang beriman.

Tentu saja order yang diberikan oleh ruhani jauh beda dengan apa yang dituntut nafsu. Hawa nafsu senantiasa menuntut dipenuhi kebutuhannya berupa makanan, minuman, pakaian, dan sebagainya.

Sedangkan ruh sama sekali tidak kenal dan tidak berkepentingan kepada itu semua. Order ruh minimal adalah shalat, dzikir, dan membaca Al Qur’an dan amalan-amalan lainnya.

Dengan ditiadakannya kegiatan makan, minum, dan sejenisnya di siang bulan Ramadhan, maka sangatlah menolong untuk kelancaran aktivitas ruhani kita.

Dengan demikian maka untuk melakukan shalat, dzikir, membaca al Qur’an, dan amalan-amalan lainnya yang merupakan kebutuhan ruh, tidaklah akan terasa berat seperti biasanya.

Wajar sekali di bulan Ramadhan kita dapat menyedot quwwah dan haul (daya dan kekuatan) Allah SWT sebanyak-banyaknya. Kekuatan itu memungkinkan kita akan mampu melakukan karya-karya raksasa.

Manakala ruhani yang lebih banyak berperan dalam hidup ini, sudah dapat dipastikan bahwa pekerjaan yang bagaimanapun susahnya akan dapat ditemukan jalan keluarnya.

Panggilan Allah SWT begitu mesra dan rasa cinta kepada hamba-Nya di dalam Al Qur’an :

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa.” (QS. Al Baqarah: 183).

Mari kita penuhi panggilan ini dengan penuh kesadaran. Demikian pula halnya panggilan melakukan shalat Lail, dzikir, bersedekah, dan berbagai amal shalih lainnya.

Wallahu a’lam bish shawab.


Penulis Adalah Aktivis Al Jam’iyatul Washliyah Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Alumni 79′ Pelajar Al Qismul’aly Al Washliyah Jln. Isma’iliyah Medan, Sumetera Utara.

  • Bagikan