Pabrik 5 PKT Meledak, DPD KNPI Bontang Desak Investigasi

  • Bagikan
Tangkapan layar meledaknya pabrik 5 PKT dari video amatir yang beredar di media sosial.

BONTANG – Peristiwa meledaknya pabrik 5 Pupuk Kalimantan Timur (PKT) Bontang menghebohkan masyarakat sekitar. Kejadian yang berlangsung, Sabtu (23/07/2022) terekam dan ramai beredar di media sosial.

Menanggapi kejadian tersebut, DPD KNPI Bontang melalui Imam Ahmad mendesak agar proses investigasi segera dilakukan.

“Investigasi itu sangat penting. Jika tidak dilakukan maka perusahaan tidak bisa mengklaim bahwa gas yang keluar itu aman,” ujar Imam Ahmad.

Menurutnya, sejauh ini masyarakat sudah terkena dampak dari polusi udara akibat aktifitas operasi perusahaan. Maka dengan adanya insiden ledakan yang terjadi, masyarakat penting untuk mengetahui secara objektif.

“Dari video yang beredar di medsos, kita melihat sesaat setelah terjadinya ledakan muncul awan berwarna oranye hitam. Dugaan kami, ini disebabkan adanya kandungan nitrogen dioksida, yang sering dikaitkan dengan polusi udara, Jika tidak ada banyak angin, maka itu bisa menjadi bahaya bagi orang-orang di dekatnya,” jelasnya.

Tingginya kadar nitrogen dioksida, kata Imam, dapat menjadi masalah bagi para korban ledakan dan masyarakat disekitar buffer zone yang memiliki masalah pernapasan, yakni timbulnya iritasi dan sistem pernafasan.

“Tentu kejadian ini harus mendapat perhatian khusus bagi semua pihak khususnya Pihak PKT itu sendiri, ini bukan kejadian pertama kali terjadi karena beberapa tahun yang lalu kejadian serupa pernah terjadi ledakan Unit Amoniak Pabrik Pupuk Kaltim I,” tambahnya.

Untuk itu, pihaknya mendesak agar perusahaan bersama-sama dengan pemerintah, dan pihak-pihak terkait untuk melakukan investigasi terkait dampak polusi udara yang disebabkan oleh ledakan tersebut.

“Investigasi ini harus dibuka secara transparan, mulai dari proses hingga hasil dari investigasi tersebut,” tegasnya.

Terkait dengan beredarnya rilis dari pihak perusahaan yang mengklaim bahwa gas tersebut aman, Imam mengaku kecewa dengan klaim sepihak tersebut.

“Belum ada analisis lingkungan dari pihak terkait. Menurut kami, pernyataan sepihak yang secara tiba-tiba mengklaim aman dari gas beracun berbahaya, itu tidak mendasar,” kata dia.

Selain itu, dirinya juga menyayangkan sikap perusahaan yang menurutnya cenderung menutupi peristiwa tersebut.

“Suara ledakannya bahkan sampai terdengar di rumah-rumah warga. Sayangnya, tidak ada sirine yang dibunyikan. Ini jadi pertanyaan, ada apa, sementara mereka mengklaim telah menerapkan prinsip K3,” tutupnya.(*)

  • Bagikan