Nabi Muhammad SAW Sebagai Seorang Pebisnis Sejati

  • Bagikan
H Aswan Nasution, Alumni 79' Al-Qismul 'Aly Al Washliyah, Isma'iliyah Medan, Alumni 83' Fak. Syari'ah Universitas Islam Sumatera Utara [UISU] Medan

“Apabila kita menjejaki sirah Nabi Muhammad SAW dari sisi yang berbeda, sekaligus memupus keraguan terhadap kebrilianan beliau dalam berbagai bidang, kita akan mendapati bahwa pribadi Nabi adalah seorang pebisnis sejati.” [Bambang Trim]


ADA pertanyaan menarik: Apakah mungkin seseorang sukses berbisnis tanpa visi dan misi? Mungkinkah sebuah bisnis atau kehidupan ini dijalankan seperti air mengalir tanpa jelas arah dan tujuan? Visi dan Misi mutlak diperlukan.

Sebagai awal ketertarikan Muhammad SAW dalam bidang bisnis dapat kita tilik bahwa minat atau ketertarikan itu berasal dari pola kebiasaan masyarakat Quraisy yang sebagian besar adalah pedagang.

Minat tersebut kemudian menjadi ambisi seorang Muhammad SAW untuk membantu penghidupan keluarga pamannya dan juga kehidupan mandiri bagi diri pribadi beliau.

Lalu, pada aktivitas bisnis selanjutnya, Muhammad SAW menjalankan misi menciptakan pola marketing yang berbasis kejujuran dan pelayanan kepada konsumen. Untuk itu, dapatlah disimpulkan sebagai berikut.

Visi Bisnis Nabi Muhammad SAW:
“Menjadi orang yang paling bermanfaat untuk orang lain dengan perniagaan yang diridhai dan diberkahi Allah SWT”.

Misi Bisnis Nabi Muhammad SAW:
“Mengutamakan akhlak dalam muamalah, yaitu menjunjung tinggi kejujuran, mengembangkan silaturahmi, membantu sesama, dan memberikan yang terbaik (kemaslahatan).” dikutip dari buku Spritual Business Trilogi, 2010.

Nabi Muhammad SAW kemudian bersabda: ” Ambillah kesempatan lima sebelum lima: mudamu sebelum tua; sehatmu sebelum sakit; kayamu sebelum miskin; hidupmu sebelum mati, dan senggangmu sebelum sibuk.” [HR. Hakim dan Baihaqi]

Visi dan misi yang terbaik adalah dengan mempertimbangkan berbagai potensi diri dan peluang yang ada.

Visi dab misi bisnis terbaik adalah yang sekaligus mengarah pada dua dimensi, yaitu dimensi duniawi dan dimensi ukhrawi.

Dengan demikian, sebuah bisnis utamanya adalah mengandalkan pertolongan Allah sehingga menjadi maslahat, menjadi berkah untuk banyak orang dan berumur panjang.

Pada akhirnya, seorang entrepreneur atau pengusaha dapat memperoleh husnul khatimah. Sesungguhnya akhir [Negeri Akhirat] itu lebih baik dari pada awal [QS. Adh-Dhuha; 4]

Mengapa bisnis begitu penting? Bisnis menurut Rasulullah SAW adalah sembilan dari sepuluh pintu rezeki.

Tidak pelak, pintu-pintu ini pun dimasuki oleh para setan dengan segala misinya untuk mencelakakan manusia.

Karena itu, bisnis menjadi wilayah yang sangat rawan dan memerlukan kesiapan bagi siapa pun yang ingin menjemput rezeki melalui bisnis.

Mari, kita sekali lagi menjejaki sirah pribadi Nabi Muhammad SAW dari sisi yang berbeda, sekaligus memupus keraguan terhadap kebrilianan beliau dalam berbagai bidang, termasuk berbisnis.

Wallahu A’lam Bishshawab.

  • Bagikan