Murid Tertua Rizieq Ingatkan Jokowi Terkait Potensi Keonaran Jika Ahok Jadi Kepala Otorita IKN

  • Bagikan

JAKARTA – Novel Bamukmin yang merupakan murid tertua Eks Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab mewanti-wanti Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) terkait potensi keonaran dan kegaduhan yang mengancam Indonesia.

Hal ini dikatakan Novel untuk merespons kans mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang santer disebut-sebut sangat potensial menjadi kepala otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Ujar Novel, jika Jokowi benar mendapuk Ahok menjadi orang nomor satu di Ibu Kota Negara yang baru itu, maka potensi kegaduhan dan keonaran sangat besar terjadi.

“Jika Ahok benar-benar memimpin ibu kota baru, maka akan terjadi kegaduhan,” ujar Novel kepada wartawan Jumat (28/1/2022) kemarin.

Murid tertua Habib Rizieq ini merasa heran dengan masuknya nama Ahok dalam radar calon kepala otorita IKN itu, menurutnya Ahok pemimpin gagal yang hobi bikin gaduh. Novel tidak menyebutkan secara gamblang contoh kegaduhan yang terjadi karena ulah Ahok.

Tetapi, sebagaimana diketahui bersama, Novel Cs pernah menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran sebagai bentuk protes terhadap Ahok atas kasus Al Maidah 51 pada 2016 silam. Unjuk rasa besar-besaran itu yang membuat Ahok dijebloskan ke penjara setelah didakwa menista Agama Islam

“Kenapa harus ada Ahok? Padahal Ahok produk gagal dan hanya bisa membuat gaduh negeri ini,” tegas Novel.

Terpisah, Ahok masih belum mau berbicara terkait peluang dirinya memimpin IKN. Ahok ketika dikonfirmasi memilih untuk tidak berkomentar.

“Saya tidak komentar,” kata Ahok ketika dikonfirmasi awak media belum lama ini.

Berdasarkan Undang Undang Ibu Kota Negara Baru (RUU IKN), ibu kota baru akan dipimpin oleh Kepala Otorita Ibu Kota Negara (IKN). Kepala Otorita IKN adalah jabatan setingkat menteri yang dipilih dan sewaktu-waktu dapat dicopot oleh Presiden.

Selain Ahok, ada beberapa nama tokoh juga masuk dalam daftar calon pemimpin IKN diantaranya adalah Mantan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Bambang Brodjonegoro, dan Mantan Direktur Utama Wijaya Karya (WIKA), Tumiyana.

  • Bagikan