“Seperti semangat hijrah di zaman Rasulullah, sudah semestinya umat Islam memperbarui semangat di setiap pergantian tahun dan selalu optimis mengahadapi hari yang baru.”
MUHARRAM sebentar lagi tiba. Saatnya kita, umat Islam bersiap menyambut datangnya tahun baru Islam.
Bukan dengan perayaan, yang sibuk menggelar sederet acara bermewah-mewah. Apalagi umat dan bangsa Indonesia saat ini sedang menghadapi pandemi Covid-19 yang belum bisa dipredeksi kapan selesainya.
Muharram, saatnya kita untuk adalah introspeksi, berbenah diri, berkaca melihat apa yang sudah kita lakukan satu tahun lalu dan merencanakan apa yang harus kita lakukan dan kita perbaiki di satu tahun yang akan datang.
Muharram adalah momentum untuk memperbaiki sikap dari kekufuran menuju kebaikan, kebatilan menuju kebenaran, kezaliman menuju keadilan dan lainnya.
Sudah saatnya umat Islam merayakan peringatan tahun baru Islam dengan upaya untuk memperbaiki diri dengan cara kembali melaksanakan ajaran Islam.
Momen peringatan tahun baru Islam adalah saat yang tepat untuk langkah perbaikan tersebut.
Apalagi umat dan bangsa Indonesia saat ini sedang menghadapi cobaan yang paling berat yang namanya pendemi Covid-19 yang belum bisa diprediksi kapan akan berakhir.
Bukan hanya wabah pandemi Covid -19 saja, tetapi juga dampaknya menimbulkan tergoncangnya krisis ekonomi, krisis kali ini benar-benar merupakan cobaan yang berat dan multidimensi (dalam berbagai bidang) kehidupan manusia.
Para ulama menyatakan kondisi umat dan bangsa yang kini terpuruk diakibatkan oleh jauhnya mereka dari ajaran Islam.
Jangan berpikir Islam hanyalah agama akhirat semata, karena Islam juga mengatur sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Secara historis, peristiwa hijrah merupakan awal kebangkitan dan pengakuan atas keberadaan umat Islam. Karena itulah, tahun baru (Islam) juga harus menjadi awal kebangkitan umat Islam.
Karena itu sudah saatnya, jika umat Islam ingin sukses, sudah seharusnya kembali ke ajaran Islam yang kaffah dan bukan yang parsial.
Salah satu upaya untuk memperbaiki diri, adalah dengan mengubah gaya hidup dan menancapkan semangat keislaman dalam dalam berperilaku.
Pengertian hijrah bukan berarti beralih dari perilaku kurang Islami menuju perilaku yang lebih Islami saja.
Bukan hanya berorientasi pada kehidupan pribadi, melainkan juga pada kehidupan ekonomi, sosial, politik dan sebagainya.
Jadi memaknai hijrah pada saat ini bukanlah dengan penafsiran hijrah secara fisik, melainkan hijrah hati, perilaku, dan cara berpikir.
Dengan hijrah, maka seseorang akan diantarkan pada jalan yang diridhai SWT. Artinya, bila seseorang menjalankan hijrah, maka akan selalu dilindungi oleh kekuasaan Allah SWT.
Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi umat, bangsa dan negeri ini serta mencurahkan rahmat-Nya. Aamiin.
Wallahu a’lam bish shawab.