Media Siber, sedang menuju Puncak, Teguh Santoso Sebut Covid-19, Jadi Salah Satu Faktor

  • Bagikan
Jaya Suparna, Budayawan dan Pendiri Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI)

JAKARTA — Budayawan dan pendiri Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) bersama wartawan senior membedah sekaligus mengulas bagaimana keberlangsungan masa depan media online.

CEO RMOL Network, Teguh Santoso menceritakan bagaimana media online, atau media Siber mulai digandrungi para pengguna internet.

Ia menjelaskan perkembangan awal media massa berbasis internet di Indonesia terjadi pada dekade 1990an.

Dia mengatakan, pada masa itu jumlah pengakses internet belum begitu banyak, baru pada kisaran 500 ribu orang yang kebanyakan mengakses internet dari perkantoran.

Ketika itu media massa berbasis internet atau media online yang terkenal antara lain adalah Detik.com, Lippostar.com, dan Astaga.com.

Namun karena market belum begitu besar, satu persatu media online yang ada tumbang. Hanya yang militan dan tidak menggunakan investasi besar, seperti Detik.com pada masa itu, yang dapat bertahan.

Selain itu, Detik.com memiliki warna pemberitaan yang berbeda dibandingan dengan kebanyakan media cetak mainstream pada masa itu.

“Saat itu hanya orang-orang yang bekerja di perkantoran yang bisa mengakses internet,” kata Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) ini dalam program Jaya Suprana Show bertajuk “Masa Depan Media Online”, Jumat (26/02/2021).

Mantan Anggota Dewan Kehormatan PWI itu mengatakan, media massa berbasis internet masih akan terus berkembang di masa depan. Tanda-tanda ke arah cerah itu sudah terlihat sejak beberapa waktu lalu. Perkembangan ICT, katanya, tidak hanya digunakan untuk pemberitaan semata.

Teguh mengatakan, dirinya tidak tahu bagaimana posisi media Siber di era saat ini. Namun, ia yakin media Siber sendiri sedang titik puncaknya. Tetapi dia yakin, titik puncak itu masih jauh.

“Saya yakin kita sedang menanjak menuju ke ketinggian, dan saya tidak tahu dimana puncaknya,” ujar Teguh.

Teguh juga juga mengatakan, keunggulan dunia digital  begitu terasa di era pandemi  Covid-19. Bukan hanya untuk pemberitaan, platform digital juga digunakan di sektor pendidikan secara luas, juga di dalam forum-forum pengambilan keputusan para pemimpin dunia.

Tidak kalah penting, platform digital juga dimanfaatkan sebagai market place yang mempertemukan pelaku usaha baru dengan market.

Teguh mengutip data yang dirilis Hootsuite baru-baru ini yang menyebutkan bahwa setidaknya 202 juta warganegara Indonesia memiliki akses ke internet.

“Saya yakin masa depan media online akan cerah,” ujarnya.(red/*)

  • Bagikan