LENTERA ZUL-QA’DAH (28)

  • Bagikan


By : Dr.K.H.Muh. Aydi Syam.M.Hi

MAKASSAR -Berdiri di atas kaki sendiri, berkurban dengan cara mandiri. Bersihkan najis dgn tangan kiri, sembelih kurban dgn tangan sendiri.

SERUAN KURBAN (09)
(Panduan Sunnah Menyembelih Kurban)

Bismillah …

1) أنس بن مالك -رضي الله عنه-، حيث قال: ضَحَّى النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ بكَبْشينِ أمْلَحَيْنِ أقْرَنَيْنِ، ذَبَحَهُما بيَدِهِ، وسَمَّى وكَبَّرَ، ووَضَعَ رِجْلَهُ علَى صِفَاحِهِمَا (رواه البخاري: 5565)
Artinya:
Dari Anas, r.a., beliau berkata, “Nabi Saw. berkurban dengan 2 ekor kambing belang (putih hitam) dan bertanduk, beliau menyembelihnya dengan tangan sendiri. Beliau membaca basmallah dan bertakbir sementara meletakkan kakinya di atas leher hewan kurbannya” (H.R. al-Bukhariy: 5565).

2) عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ ، قَالَ: ذَبَحَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الذَّبْحِ كَبْشَيْنِ أَقْرَنَيْنِ أَمْلَحَيْنِ مُوجَأَيْنِ ، فَلَمَّا وَجَّهَهُمَا قَالَ : إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ عَلَى مِلَّةِ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا ، وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ ، إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ ، اللَّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ ، وَعَنْ مُحَمَّدٍ وَأُمَّتِهِ بِاسْمِ اللَّهِ ، وَ اللَّهُ أَكْبَرُ ثُمَّ ذَبَحَ ” (رواه أبو داود: 2795) .
Artinya:
“Dari Jabir bin Abdillah r.a., beliau berbicara, “nabi Saw. menybelih pada hari penybelihan (hari kurban) 2 ekor kibas yang bertanduk, warna belang, muja’/khisha’ (dagingnya baik). Ketika beliau menghadapi kedua hewan kurbannya, beliau membaca, “sesungguhnya aku menghadapkan wajahku kepada YM menciptakan langit dan bumi berdasarkan agama Iberahim yang lurus, tiadalah aku termasuk orang-orang yang menyekutukan Allah. Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku adalah milik Allah Tuhan semesta alam, tiada sekutu baginya. Dengan demikian, aku diperintahkan dan aku termasuk bagian dari orang-orang yang menyerahkan diri. Ya Allah, (hewan kurban ini) adalah karunia dari-Mu dan (kini kuserahkan) kepada-Mu dari Muhammad dan umatnya, Bismillah Wallahu Akbar … (dengan menyebut nama Allah, Dialah Allah YM Besar) kemudian beliau menyembelihnya” (H.R. Abu Daud: 2795).

Penjelasan:
1) Hadis pertama “sahih” menurut al-Bukhariy, sementara hadis kedua “sahih” menurut al-Albaniy. Dari segi riwayat, keduanya kuat untuk dijadikan hujjah (pijakan hukum).
2) Berdasarkan hadis tersebut ditambah sejumlah tuntunan sunnah yang lain, maka tata cara menyembelih kurban dapat dipahami sebagai berikut:
a) Sebaiknya berwudhu’ lebih dahulu karena ini ibadah, sebaik-baik yang melakukannya adalah hamba yang suci;
b) Sedapat mungkin disembelih oleh yang berkurban dan yang ikut bergabung sebaiknya turut serta menyaksikan dan menyerahkan persembahan kurbannya kepada YM Kuasa;
c) Binatang kurban dibaringkan dengan posisi miring, sisi kiri ditindih, menghadap kiblat;
d) penyembelih berdiri menghadap kiblat di belakang hewan kurban seraya membaca:
” إنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ عَلَى مِلَّةِ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا ، وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ ، إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ ، اللَّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ “
Ibnu Taimiyyah Rahimahullah, menambahkan:
” اللهم تقبل مني (و أهلي) كما تقبلت من إبراهيم خليلك “
Artinya:
“Ya Allah, terimalah persembahan kurban dariku (dan keluargaku) sebagaimana Engkau menerima persembahan kurbannya nabi Ibrahim kekasih-Mu.”

Catatan:
-Bagi yang berkongsi, menjama’kan lafal مني menjadi منا “minnaa” (dari kami) dan و أهلي menjadi و أهلنا “wa ahlina” (dari keluarga kami).
-Bagi yang mewakili penyembelihan, maka dia boleh menyebutkan nama-nama yang berkurban beserta keluarganya masing-masing (nama-nama keluarga yang diikutkan tidak perlu disebut satu persatu).
Contoh: “Ya Allah, terimalah persembahan kurban dari Ahmad, Muhammad, Hamid, Mahmud, Yusuf, Ishaq, dan Ismail beserta keluarganya masing-masing seperti Engkau menerima persembahan kurbannya nabi Ibrahim kekasih-Mu.”
-Boleh juga lebih simpel, “Ya Allah terimahlah persembahan kurban dari hamba-Mu pemilik hewan kurban ini beserta keluarganya masing-masing.”
Dengan penuh keyakinan bahwa YM Kuasa amat mengenal masing-masing hamba-Nya yang dimaksud sehingga tidak mesti disebut satu persatu.
-Menyebut nama yang berkurban tetap lebih utama karena Rasulullah Saw. menyebut namanya sendiri tanpa menyebut satu persatu nama-nama anggota keluarganya yang diikutkan.
e) Selanjutnya membaca “Bismillah Wallahu Akbar” kemudian disembelih.
و الله تعالى أعلم بالصواب

Pesan Moral:
Pelajarilah panduan sunnah untuk berkurban, paraktikkanlah sunnah dan penuhilah tuntunannya. Insya Allah, kurban kita tahun ini, semoga semakin mendekati kesempurnaan untuk menjemput keredahan Ilahi.
و الله المستعان و عليه التكلان

SALAM SILATURRAHIM

Tonrongnge,ponpes ddi mankoso
28 Zul-Qa’dah 1441 H/20 Juli 2020 M

  • Bagikan