JAKARTA – Ketua Umum Gerakan Pemuda Al Washliyah (GPA) Wizdan Fauran Lubis meminta aparat Kepolisian RI agar mengusut tuntas, terhadap kasus penusukan Syekh Ali Jaber ketika berdakwah di Masjid Falahuddin, Jalan Thamrin nomor 45 Suku Jawa, Bandar lampung.
Keseriusan yang dimintakan disebabkan masih terkesan tidak ada upaya pengembangan terhadap kasus tersebut kepada pihak lain selain pelaku, yang tiba-tiba berdasarkan keterangan orang tua pelaku dianggap tidak waras dan dalam tempo yang singkat sudah tersedia dokter psikiatri untuk memeriksa kejiwaannya. Ungkap Wizdan kepada Jurnaltoday, Senin (14/9/20).
Seharusnya aparat Kepolisian segera menyita handphone dan alat teknologi komunikasi dirumah pelaku, sehingga dapat dilacak pelaku berhubungan dengan siapa saja. Karena saya tidak yakin pelaku bertindak berdasar keinginan diri sendiri tanpa pengaruh dari pihak luar.
Wizdan juga mengungkapkan kekhawatirannya, bahwa fenomena seperti ini sudah sering terjadi. Dan memang pelakunya setiap tertangkap oleh masyarakat dan kemudian diserahkan ke Kepolisian maka laporan yang diterima pelaku tidak waras, gila, setres dan lain sebagainya.
Saya yakin, kalau situasi seperi ini dibiarkan terus berlanjut, maka masyarakat akan menggunakan caranya sendiri untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Kenapa Syekh Ali Jaber.
Tidak habis pikir, ketika Syekh Ali Jaber yang menjadi sasaran. Kerena seperti kita ketahui bersama bahwa dakwah yang disampaikan olehnya tidaklah pernah meledak-ledak apalagi menyingung kebijakan pemerintah.
Malah Syekh Ali Jaber adalah seorang Ulama yang banyak membantu pemerintah dalam amar makruf nahi mungkar dalam kerangka Islam Rahmatan lil Alamin dan Islam yang Washatiyah, sesuai dengan misi Al Jam’iyatul Washliyah.
Bahkan beliau sempat berdakwah sekaligus membantu satgas Covid 19 dan BNPB untuk menyadarkan umat untuk melakukan sholat dirumah ketika awal ditetapkannya PSBB pada bulan februari 2020. Ujar Wizdan.
Rasanya tidak mungkin ada anak muda yang sangat membenci beliau, sehingga bertindak secara biadab. Pasti memiliki motif terselubung, dan hanya pihak Kepolisian lah yang mempunyai wewenang bertindak lebih jauh untuk mengungkap ini semua. Tegas Wizdan. (PP)