Kegembiraan Besar Bagi Umat Islam, Ketika Ramadan Menghampiri

  • Bagikan
Aswan Nasution, Alumni Qismu ‘Aly Al Washliyah 79’ Isma’iliyah, Medan, Sumatera Utara.

OPINI – “Barang siapa yang berpuasa dengan sebenar-benarnya, ruhnya akan bening, hatinya menjadi lembut, jiwanya menjadi baik, nuraninya menjadi bersih, perasaannya menjadi peka dan perilakunya menjadi santun.” [ Dr. Abdurrahman As-Sudais].

Kegembiraan besar yang dijalani umat Islam adalah hari-hari di Bulan Ramadan.

Kini Ramadan akan menghampiri kita setelah melakukan satu putaran perjalanannya dalam hitungan ilmu falak.

Hari-hari berlalu dan bulan-bulan berganti. Datanglah kepada kita musim yang mulia. Itulah bulan yang agung, duta tercinta, tamu yang mulia.

Sepatutnya umat Islam bergembira dengan datangnya bulan yang agung ini, baik di timur dan di barat dengan datangnya musim mulia.

Sungguh ia adalah kesempatan bagi orang-orang yang taat untuk menambah amal-amal shalih. Kesempatan orang-orang yang berdosa untuk bertaubat dan kembali kepada Allah Swt.

Semua itu atas karunia Allah Swt terhadap umat ini, yakni berupa ciri khas dan kelebihan bulan ini bagi umat Islam, serta merupakan hadiah dan anugerah Allah yang dibungkus dengan kemuliaan dan petunjuk-Nya.

Sebagaimana yang disebutkan dalam ash-Shahihain dari hadits Abu Hurairah Ra, bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Apabila Bulan Ramadan datang, maka pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan syaithan-syaithan dibelunggu.” [Shahih al-Bukhari dan Sahih Muslim].

Sungguh ini adalah kesempatan yang agung, momen yang mulia, jiwa menjadi bersih, ruh menjadi tenang, amal-amal kebaikan menjadi banyak, pintu Surga dibuka, rahmat diturunkan, derajat ditinggikan dan kekeliruan dimaafkan.

Di bulan Ramadan ada tahajud dan tarawi, zikir dan tasbih, tilawah dan shalat, kemurahan dan shadaqah, wirid-wirid dan do’a-do’a, serta ketundukan dan kepasrahan.

Apabila setiap individu dan umat ini membutuhkan waktu-waktu hening dan tenang untuk memperbaharui sendi-sendi keimanan, memperbaiki keadaan yang rusak, mengobati penyakit.

Maka sesungguhnya bulan Ramadan yang penuh berkah adalah waktu ruhiyah yang tepat, di mana umat menemukan kesempatan untuk memperbaiki kondisinya, menengok kembali sejarahnya dan mengembalikan kemuliaannya.

Ramadan adalah terminal untuk mengisi kekuatan ruh dan perilaku yang dibutuhkan oleh seluruh umat. Bahkan bulan yang senantiasa dinantikan oleh individu dan masyarakat muslim.

Ramadan adalah madrasah untuk memperbaharui keimanan, membina akhlaq, mensucikan ruh, memperbaiki jiwa, mengendalikan hasrat seksual, serta mengungkung keliaran syahwat.

Sungguh Ramadan adalah mata air akhlaq dan panji-panji kasih sayang. Barangsiapa berpuasa dengan sebenar-benarnya, ruhnya akan bening, hatinya menjadi lembut, jiwanya menjadi baik, ruhaninya menjadi bersih, perasaannya menjadi peka dan perilakunya menjadi santun.

Seyogianya umat Islam melaksanakan perannya, mengintrospeksi dirinya saat Ramadan menjelang, betapa besar kebutuhan umat untuk menyelami hikmah-hikmah puasa, mengambil faidah dari pemberian-pemberiannya, menghirup sumber buahnya serta kebaikannya.

Dalam rangka datangnya Ramadan maka seyogianya kita bersyukur kepada Allah Swt, bergembira dan senang dengan kedatangannya, serta berhenti dan bertaubat dari seluruh dosa dan kemaksiatan.

Demikian juga, sebagaimana kita wajib membebaskan diri dari kezhaliman serta mengembalikan hak-hak kepada para pemiliknya, beramal memanfaatkan waktu-waktu Ramadan siang dan malam dengan kebaikan dan perbaikan.

Dengan perasaan dan sikap seperti ini, maka harapan akan terealisasi, baik individu maupun masyarakat akan mampu mengembalikan kemuliaannya.

Akhirnya, mari kita gemakan, semarakan, dengan ugkapan dari hati yang penuh keihklasan dan yang paling tulus ucapan, Marhaban ya Ramadan, Marhaban ya Ramadan, Marhaban ya Ramadan.

Wallahu a’lam bishshawab.

  • Bagikan