BONTANG – Libur dua hari pada Sabtu-Minggu kemarin yang kemudian diberi nama Kaltim Silent, menjadi catatan protes bagi beberapa pengurus Assosiasi Pedagang Pasar (APP). Yang menurut mereka Pemerintah tak adil dalam pemberlakuan kebijakan tersebut. Pasalnya, masih ada penjual dipinggir jalan yang dibiarkan membuka lapaknya, sedangkan mereka dilarang berjualan dipasar (Red; Pasar tutup).
Hal ini kemudian disampaikan oleh pengurus APP saat mendatangi kantor UPT Pasar, di lantai 4 Pasar Taman Rawa Indah (Tamrin), Bontang Selatan, Senin (8/2/21).
” Kami minta keadilan,” kata Nasir, Koordinator Pedagang Ayam Pasar Tamrin.
Lebih lanjut, APP bakal mengambil sikap apabila pada program Kaltim Silent berikutnya, masih ditemukan ada pedagang sekitar pasar yang membuka lapaknya. Maka, seluruh pedagang Pasar Tamrin akan turun dan berjualan disepanjang jalan dekat pasar.
“Kalau tidak ada keputusan. Kami akan turun berjualan dipinggir jalan,” lanjut Nasir.
Tak hanya itu, APP juga menyoroti sosialisasi yang dilakukan pemerintah, yang terkesan mendadak. Dalam penyampaian informasi ini kepada para pedagang.
” Kami terima surat pemberitahuannya jam 6 sore, kalau besok harus tutup. Terus nasib dagangan kami gimana?” keluhnya.
” Kalau bisa jangan dadakan. Sehari sebelumnya lah sudah disosialisasikan,” harap Assosiasi Pedagang Pasar melalui Nasir.
Pada kesempatan itu pula, Kasubbag TU Disperindagkop UKM Bontang, Abdul Malik mengatakan. Dirinya sudah menampung apa yang menjadi keluhan para pedagang. Dan akan langsung menyampaikan ke Kepala Dinas Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop UKM) Bontang.
” Ini (tuntutan asosiasi) akan kita sampaikan ke pimpinan. Untuk jadi bahan evaluasi,” ujar Abdul Malik. (Pri)