Kasus Tewasnya Enam Laskar FPI terhenti, Kemana Keadilan hendak Dicari

  • Bagikan
Hendra Thaher

Kita tidak tahu persis apa yang terjadi yang menyebabkan tewasnya enam laskar FPI, yang jelas peristiwanya memang saat dini hari. Keesokan harinya baru terungkap bahwa pelaku penembakan adalah Polisi, keterangan dan informasi datang silih berganti, namun tak satupun informasi dapat mencerahkan akal dan hati.

Penyebab kematian enam Laskar itu adalah kontak senjata, didukung bukti-bukti adanya beberapa senjata, yang digelar keesokan harinya di Mapolda Metro Jaya, meskipun ada pertanyaan besar kenapa dihadiri Panglima Pangdam Jaya. Yang jelas Informasi dan data peristiwa kasus ini sangat rahasia, hampir saja insan media melakukan investigasi menjadi tersangka.

Rekonstruksi peristiwa KM 50 jalan Tol Jakarta-Cikampek pun digelar, ternyata banyak keterangan yang berseliweran yang tidak benar. Tumpang tindih keterangan dan informasi akhirnya menurunkan daya nalar, bukan kita saja ternyata hal yang sama dirasakan oleh para pakar.

Lebih heboh lagi keluarga susah mengambil mayat laskar sampai berhadapan dengan Panser, tarik ulurpun terjadi hingga melibatkan anggota DePeEr. Dekat maghrib akhirnya dapat diberikan sehingga menimbukan suasana keteter, Alhamdulillah dapat dikebumikan di Megamendung secara berjejer, diiringi lengkunan dan hiasan pelangi yang bersinar.

Harapan satu-satunya agar kasus ini bisa terurai tinggal Komnas HAM, kita punya harapan besar agar setiap langkah kerja mereka dinaungi Ilham. Namun semakin hari semakin banyak kerjanya kitapun semakin tak paham, awalnya kinerja yang dipaparkan bersinar memberikan harapan namun semakin lama semakin suram, dan ujungnya kita dituntut agar paham sama paham.

Keenam mayit laskar kemudian ditetakan sebagai tersangka, dengan kasus penyerangan aparat menggunakan senjata, di rest area KM 50 jalan Tol Cikampek-Jakarta. Para pakarpun tertawa bagaimana caranya mayit bisa jadi tersangka, ini hanya ada di Indonesia ungkap salah satu pakar hukum di yutube media.

Beberapa hari yang lalu Bareskrim Polri menyatakan kasus ini berhenti, dengan alasan bahwa korban sudah tewas ditembak mati. Ujungnya kita mungkin tidak dapat menyasikan siapa pelaku yang tega melakukan ini, pertanyaan simpel kemana lagi keadilan hendak dicari.

Para keluarga korban terlihat sudah sangat pasrah, karena banyaknya fakta yang ditutup-tutupi dari awal mereka hanya bisa menantang mubahalah. Mubahalah yang mereka inginkan inilah bentuk bahwa mereka tidak akan menyerah, Mereka ingin mengumbar bukti kepada Allah sang Maha Pencipta bahwa anaknya tidak bersalah.

Kepada keluarga korban kami hanya ingin menitip kata sabar, peristiwa ini sangat menyakitkan dan sangat menggelegar. Tapi yakinlah ketika kita semua nanti berkumpul di Padang Masyar, tidak ada amal dan perbuatan kita didunia yang tanpa diganjar, ingatlah Allah Maha Adil semoga ini menjadi pedoman bagi insan yang mau belajar.

  • Bagikan