Kapitalisme Menjejaki Pendidikan Di Indonesia

  • Bagikan
Bernardus Ricard Tani Parera, Komisaris GMNI Politani Samarinda.

OPINI – Pendidikan merupakan kebutuhan bagi seluruh masyarakat. Dengan adanya pendidikan maka setiap orang memiliki kecerdasaan dalam berpikir, akhlak mulia dan juga mampu bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat.

Pendidikan juga adalah satu usaha penyadaran dan pencerdasan yang tersistematis. Kita melihat dunia pendidikan di Indonesia hingga saat ini masih saja bermasalah dengan persoalan biaya. Mahalnya biaya pendidikan membuatnya sulit untuk dijangkau oleh kalangan bawah, masyarakat miskin atau yang kita kenal dengan istilah marhaen.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tingkat penyelesaian Sekolah Menengah Atas (SMA) hanya sebesar 63,95% pada 2020. Persentase itu menjadi yang terendah dibandingkan jenjang pendidikan dasar lainnya di Indonesia.Tingkat penyelesaian Sekolah Menengah Pertama (SMP) tercatat sebesar 87,89% pada tahun lalu. Sedangkan, tingkat penyelesaian Sekolah Dasar (SD) mencapai 96%.

Pendidikan yang seharusnya menjadi tanggung jawab negara malah terabaikan. Hari ini kita melihat pendidikan justru hanya dibebankan kepada orang tua siswa atau orang tua mahasiswa yang notabene nya adalah pekerja.

Membebankan pendidikan kepada orang tua jelas membuktikan bahwa pendidikan kini menjadi ladang bisnis  Orientasi pendidikan kita tidak lagi mencerdaskan, tetapi sekedar mencetak calon pekerja baru.

Jika melihat sejarah jauh ke belakang, di zaman kolonialisme atau masa penjajahan, founding father melihat bahwa pendidikan saat itu penting untuk meningkatkan intelektual yang kritis, dan berhasil menyulut lahirnya bangsa yang bernama Indonesia.

Selanjutnya di era kemerdekaan, pendidikan kita mulai berbenah tanpa menghilangkan nalar kritis yang ditanamkan, Indonesia mulai membentuk karakter dalam sistem pendidikannya.

Ki Hajar Dewantara, dikenal sebagai bapak pendidikan meninggalkan satu warisan sistem yang begitu sarat makna. Taman Siswa, tak hanya tempat belajar, melainkan juga konsep pendidikan yang sangat baik untuk diterapkan sebenar-benarnya.

Ing ngarsa sung tulada (yang di depan memberikan teladan), Ing madya mangun karsa (yang di tengah membangun kemauan/inisiatif), dan Tut wuri handayani (dari belakang yang mendukung).

Akar masalah dari bobroknya pendidikan kita tentu ketika semangat kapitalisme mulai bersemayam dalam sistem pendidikan kita. Kapitalisme merupakan sistem yang sangat jelas menindas masyarakat, apapun yang menjadi kuntungan akan selalu direbut walaupun semua itu berkaitan dengan kepentingan umum.

Kapitalsime menyadari bahwa dalam kehidupan sangat penting dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM). Salah satu untuk meningkatkan kulitas SDM itu adalah pendidikan, karena pendidikan menjadi suatu yang penting untuk mencari pekerjaan.

Selama sistem kapitalisme terus bertahan di Indonesia, maka negara akan terus memberikan sekat untuk masyarakat miskin agar tidak mendapatkan akses pendidikan yang baik. Saat ini, pendidikan kita hanya bisa diakses sebagian besar oleh masyarakat  ekonomi menengah ke atas, dan menyisahkan sedikit tempat bagi kaum marhaen.

Jalan untuk mencapai pendidikan yang merata hanya dengan cara menggulingkan sistem yang mementingkan profit, yaitu kapitalismen dan harus digantikan dengan sistem yang memanusiakan manusia di dalam aspek apapun.

  • Bagikan