GMNI Kaltim Gelar Diskusi Virtual Urai Persoalan Di Kutai Kartanegara

  • Bagikan

SAMARINDA – DPD GMNI KALTIM menyelenggarakan diskusi virtual via zoom dengan tema diskusi “Mengurai persoalan dasar Kalimantan Timur, Jilid 3 : kabupaten kuta Kertanegara, siang tadi, Jum’at (15/1/21).

Gelaran diskusi ini dibuat dalam rangka membuka ruang-ruang dialog sebagai upaya memberikan sumbangsih gagasan terhadap berbagai persoalan mendasar yang nantinya bisa mendapatkan tindak lanjuti dari pemerintah.

Agenda tersebut merupakan kali ketiga DPD GMNI Kaltim menyelenggarakan diskusi virtual dengan tema yang sama. Sebelum Kabupaten Kutai Kartanegara, agenda yang sama sudah digelar terlebih dahulu di Kabupaten Berau dan Kabupaten Kutai Timur.

Diskusi kali ini kembali menghadirkan beberapa tokoh Kaltim sebagai pembicara. Salah satunya Awang Faroek Ishak, Anggota DPR RI Fraksi Partai Nasdem. Namun disayangkan, mantan Gubernur Kaltim ini berhalangan hadir dan mengikuti agenda diskusi virtual.

Selain Awang Faroek, GMNI Kaltim juga menunjuk Muhammad Samsun, Wakil Ketua DPRD Kaltim sebagai salah satu pembicara.

Dalam paparannya, Samsun menyampaikan bahwa masalah yang ada saat ini ialah sumber daya alam terbarukan. Kader PDI Perjuangan ini juga menyampaikan penting nya untuk melakukan pembaruan ekonomi dengan mulai memanfaatkan sumber-sumber dari pertanian dan perikanan yang ada di kabupaten Kutai Kartanegara.

Supriyadi, Ketua komisi I DPRD Kukar yang turut dihadirkan sebagai pembicara memberikan pandangannya terkait pendidikan yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Menurutnya, masih banyak yang harus di benahi. Mulai dari proses anggaran sampai pada tingkat pengawasan.

Selain itu, anggota Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Kukar ini juga menyampaikan perlu adanya dorongan terhadap sektor pertanian dengan menambah daya usaha bagi petani sehingga bisa menghasilkan produk yang berkualitas.

Pembicara terakhir, Surya Irfani, Akademisi Universitas Kutai Kartanegara menyoroti beberapa persoalan krusial. Menurut Surya, hal-hal tersebut mestinya menjadi prioritas utama seperti, kemiskinan dan kerusakan lingkungan.

Dalam diskusi tersebut, beberapa usulan juga disampaikan oleh peserta. Diantaranya oleh Nur Kholis.

Mahasiswa asal Loa Tebu, Kukar ini meminta tanggapan terutama kepada anggota DPRD baik Provinsi maupun Kabupaten terkait banyak lubang-lubang tambang yang belum jelas reklamasi nya.

Dirinya juga menyesalkan belum adanya jaminan reklamasi yang transparan. Bahkan jika dilihat, masih banyak bekas lahan tambang yang belum selesai tahapan reklamasinya.

Tak hanya itu, Mahasiswa yang berkuliah di Fisip, Unmul ini turut menyoroti persoalan pembangunan yang masih timpang di pelosok, seperti Kota Bangun, Muara Wis, Kembang Janggut dan Tabang.

Akhir diskusi di tutup dengan closing statement dari masing-masing narasumber. Selain ucapan apresiasi dari narasumber, mereka juga berharap agar diskusi seperti ini sering dilakukan untuk menjadi buah gagasan bagi para pemangku kebijakan. (DODI)

  • Bagikan