JAKARTA – Enam keluarga Laskar Front Pembela Islam korban tewas penembakan polisi, hari ini mendatangai Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Kedatangan keluarga bermaksud untuk memberikan keterangan dalam pengungkapan insiden di jalan tol KM 50.
Kehadiran mereka didampingi para pengacara, tokoh dan politikus Mardani Ali Sera politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Mardani mengungkapkan bahwa ini merupakan upaya agar misteri penembakan terhadap ke enam laskar tersebut terus berjalan dan mendapat keadilan, ungkapnya di Jakarta, Senin (21/12/20).
Sementara Ketua Persaudaraan Alumni 212 Slamet Ma’arif mengatakan, ada beberapa keterangan yang harus disampaikan ke tim pengungkapan Komnas HAM, termasuk akan mengungkapkan kondisi jenazah keenam anggota laskar FPI.
Selamat Ma’arif menambahkan, para keluarga korban juga akan menceritakan fakta-fakta baru terkait kondisi pasca kejadian. Kita turut mengawal tentunya merupakan permintaan dari masyarakat karena masyarakat berharap yang sama agar Komnas HAM dapat mengungkap kasi ini dengan adil.
“Kita berharap, agar Komnas HAM dapat bekerja secara independen dalam pengungkapan kasus insiden jalan tol KM.50 dapat berjalan dengan adil tanpa pengaruh dan tekanan-tekanan dari pihak manapun,” ujar Syamsul Ma’arif.
Harapan dari pihak keluarga korban agar Komnas HAM bekerja secara profesional agar kasus penembakan ini bisa terungkap.
“Harapan keluarga, termasuk harapan kita semua tentunya agar Komnas HAM bekerja secara profesional dan mencari dan siapapun eksekutornya termasuk mengungkap aktor intelektual dibalik terbunuhnya enam syuhada laskar FPI,” pungkasnya. (*)