Diskusi DPP GMNI: Vaksin COVID-19 Tak Berbahaya

  • Bagikan

JAKARTA – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) kembali menggelar diskusi daring. Kali ini, tema yang diangkat jadi pembahasan, tentang vaksinasi. Dengan menghadirkan narasumber kompeten di bidangnya.

“Terima kasih kepada para narasumber. Diskusi kita, bertemakan Bahayakah Vaksinasi COVID-19? Bersama narasumber yang ketiganya hadir dalam diskusi ini,” kata Ketua Bidang Kajian Perundang-Undangan dan Adokasi Kebijakan DPP GMNI Riski Ananda Pablo sebagai moderator, memulai diskusi.

Tiga narasumber tersebut, yakni dr. Yanri Wijayanti Subronto (Pakar Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran dan Sekretaris Direktorat Bidang Pascasarjana Direktorat Pendidikan dan Pengajaran UGM), dr. Makhyan Jibril Al Farabi (Pakar Inovasi Kesehatan Digital pada Gugus Tugas Kuratif Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Timur) dan dr. Tirta Mandira Hudhi (Dokter Relawan COVID-19/Aktivis Kemanusiaan).

Adalah dr. Yanri yang memulai paparan materinya. Menurutnya, vaksin tak akan menghentikan penyebaran virus corona. Oleh karenanya, penggunaan masker dan jaga jarak masih sangat perlu dilakukan.

“Vaksin fungsinya untuk menjaga tubuh kita untuk tetap sehat. Sama seperti makanany yangsehat dan olahraga. Vaksin menjadi sangat penting untuk melindungi kita dan orang-orang di sekitar kita, yang mungkin saja lebih rentan terhadap virus COVID-19,” katanya.

Ia menambahkan, masyarakat tak perlu khawatir terhadap vaksin yang digunakan saat ini. Karena itu sudahm melewati berbagai tahapan yang diharuskan serta sudah digunakan berbagai negara. “Pemerintah sudah mengambil langkah-langkah yang tepat terhadap vaksinisasi di Indonesia” imbuhnya.

Setelah Yanri, Makhyan menyusul. Menyampaikan paparannya. Menurutnya, ibu hamil dan beberapa penderita penyakit yang hari ini tak divaksin, bukan berarti selamanya tidak akan bisa divaksin.

“Melainkan penelitian tentang hal tersebut belum selesai. Sehingga Pemerintah mengambil langkah aman dengan tidak melakukan vaksin,” katanya.

Masyarakat tak perlu khawatir dengan dampak vaksin. Karena pemerintah sepenuhnya bertanggung jawab atas dampak buruk yang ditimbulkan.

“Pentingnya menerapkan pola kolaborasi konsep bottom up dan up battom up demim meningkatkanefesiensi vaksinisasi,” tambahnya.

Berikutnya, giliran dr. Tirta. Menyampaikan materinya. Vaksin Sinovac adalah yang pas. Sudah mendapat izin dari BPOM. “Sehingga jika ada kabar jenis vaksin lain, yang beredar saat ini, dapat dipastikan itu kabar bohong,” ungkapnya.

Diskusi berlangsung selama kurang lebih 20 menit. Dari diskusi ini, dapat ditarik kesimpulan. Bahwa vaksin COVID-19 tak berbahaya.

“Sehingga masyrakat tidak perlu khawatir terhadap jenis kandungan zat yangt terdapatdidalam vaksin, pemerintah juga akan bertanggung jawab jika ada dampak buruk dari vaksin yang ditimbulkan,” ujar moderator, Riski Ananda Pablo usai diskusi. (Red)

  • Bagikan