Dinilai Buruk, Pelayanan RS Komodo Labuan Bajo Mengecewakan

  • Bagikan
Thomas Babu (61) pasien RSUD Komodo yang terlantar selama tiga hari tanpa kejelasan.

LABUAN BAJO – Thomas Babu warga Desa Nggilat, Kecamatan Macang Pacar, Manggarai Barat, NTT harus menahan sakit tanpa mengetahui secara rinci sakit yang dideritanya padahal sudah dirawat di RSUD Labuan Bajo.

Pihak Rumah Sakit berdalih, dokter yang harusnya menangani pasien tengah menjalani masa cuti. Hal itu disampaikan oleh Robertus Jebabu yang tak lain merupakan anak dari Thomas Babu. Jumat (03/06/2022).

Menurut Robertus, saat dirinya meminta hasil rontgen, pihak rumah sakit tak kunjung memberikan, dan beralasan menunggu dokter yang menangani pasien.

“Saat saya dari bogor, ayah saya sudah dua hari berada di Rumah Sakit Komodo. Hari pertama, saya langsung minta hasil lab rontgen ke pegawai tetapi disuruh tunggu dokternya dulu,” kata Robertus.

Tak puas dengan jawaban dari kedua pegawai tersebut, dirinya pun berinisiatif mempertanyakan keberadaan sang dokter yang selanjutnya dijawab pegawai rumah sakit bahwa sedang cuti.

Hal tersebut, kata Robertus sangat melukai perasaannya. Menurutnya, sudah menjadi tanggung jawab pihak rumah sakit untuk melayani pasien tanpa membedakan apapun.

Robertus ternyata tidak sendiri mengalami kejadian tersebut. Salah seorang keluarga pasien lainnya bernama Peter juga memiliki cerita yang sama terkait pelayanan RSUD Komodo yang ‘ditinggal cuti’ oleh dokternya.

Diceritakannya, bahwa pihak RSUD Komodo minta keluarga pasien untuk menyiapkan biaya administrasi untuk dokter spesialis dari luar dan biaya perawatan karena pasiennya masuk kategori pasien umum.

Namun, beberapa saat kemudian, lagi-lagi mereka memberitahu keluarga pasien bahwa dokter spesialisnya lagi cuti.

Dirinya juga sempat meminta penjelasan dari perawat tentang kepastian dokter yang menangani pasien tersebut. Namun tidak mendapatkan informasi yang pasti dari pihak Rumah sakit.

“Kami minta kejelasan dokter penanganan pasiennya. Tapi tidak jelas, mungkin mereka ada persoalan internal, atau apalah. Intinya kami sangat menyesalkan pelayanan Rumah Sakit Daerah ini,” tutur Peter.

Saat meminta solusi dari pihak RSUD, mereka pun diarahkan untuk langsung pindah ke Rumah Sakit Umum Santo Yoseph Labuan Bajo, Silloam dan Ruteng.

Padahal, kata Peter, mereka (pihak RSUD) tidak melakukan koordinasi kepada ketiga fasilitas kesehatan yang mereka tunjukkan itu.

Selain itu, Peter juga menerangkan bahwa sebelumnya seorang pasien bernama Efrem (6) asal pacar yang juga anggota keluarganya mendapatkan perlakuan pelayanan yang sama selama 13 hari di RSUD Komodo, hal itu berlangsung pasien hingga meninggal dunia.

Hingga berita ini diturunkan, Direktur RSUD Komodo belum berhasil di konfirmasi hingga saat ini.(*)

  • Bagikan