Compadres Sajikan Penjelajahan Lirikal dan Musikal dalam Album Penuh

  • Bagikan

JAKARTA – Compadres merilis single baru berjudul Cumbu Taman Tengah Kota dengan nuansa american soft rock berbalut irama hustle. Lagu ini menceritakan kekaguman seseorang terhadap cuaca cerah pada suatu hari yang langka terjadi di kota Jakarta, sebab langit Jakarta lebih sering berwarna kelabu akibat polusi udara. Cuaca cerah tersebut menginspirasi banyak orang untuk menikmati/mencumbu taman tengah kota yang legendaris di mana keakraban dan suasana hangat dapat dijumpai.

Lagu Cumbu Taman Tengah Kota yang diciptakan oleh Adhi Rahman melibatkan 3 orang pemain tamu antara lain Harry Winanto (flute), Biondi Marvadilla (perkusi) dan Riza Bachri (drum). Mendengarkan lagu ini kita seakan merasakan atmosfer cuaca cerah kota Jakarta di era 70an akhir.

Single Cumbu Taman Tengah Kota merupakan bagian dari album penuh Compadres yang bertajuk Mannasiya yang dirilis tahun ini. Lagu-lagu pop era 70-an yang sarat dengan komposisi tata suara klasik dan padat instrumen dihadirkan dalam album penuh Compadres tersebut.

Dalam album Mannasiya, grup musik asal Jakarta ini berhasil menjahit tema lagu dengan nuansa musik yang mudah untuk didengarkan dalam 10 track lagu dengan mengusung konsep musik bergaya combo/band, juga format chamber dan symphony dengan melibatkan lini string oleh musisi- musisi yang biasa bermain di kelompok orkestra milik Erwin Gutawa. Bertindak sebagai orkestra konduktor adalah Bowie Djati, seorang pemain dan praktisi orkestra Indonesia.

Bersama Compadres anda akan diajak menjelajah tata suara racikan Indra Q yang terdengar lebar. Terlebih pada eksplorasi suara gitar dan drum yang terdengar sangat organik. Proses rekaman hampir seluruhnya dilakukan di Lontar Studio oleh Edi Kusnadi sebagai operator.

Selain itu kejutan warna-warni instrumen dan olah vokal yang dinamis seraya merespon kehidupan dalam alunan lagu-lagu yang tentunya bisa dinikmati bersama. Kemegahan orkestrasi dipilih untuk membuka album. Menandai penjelajahan tata suara dan makna- makna aksara. Di track berbeda, kesejukan juga nampak terasa berkat lini instrumen woodwind.

Lagu-lagu melankolis buah dari perenungan dan penghayatan diperdengarkan pada syair dan nada-nada yang melankolis namun dibawakan secara maskulin. Lantas didominasi dengan tempo middle (sedang) sampai up beat (agak cepat).

“Dalam album Mannasiya kami mencoba untuk menghadirkan nuansa operatik, di mana beberapa lagu saling memiliki keterkaitan tema yaitu tentang manusia, begitu pula dengan musik musiknya yang agak menyentuh ranah klasik,” ungkap Adhi Rahman, penulis musik dan lirik, arranger dan pemain instrumen keyboard, backing vocal serta perkusi di Compadres

Di tengah gempuran lirikal yang lugas, Compadres justru menghadirkan diksi-diksi Indonesia yang tidak lumrah digunakan dan multi tafsir. Selain untuk pengingat para personel di
Compadres, lagu ini juga menawarkan pengalaman bagi pendengar untuk menikmati lirikal yang filosofis, santun, namun punya banyak perspektif.

“Kami juga menghadirkan suara-suara atau sound yang sudah jarang terdengar di era musik zaman sekarang, tentunya dengan nada-nada yang indah” tambah Gilang

Kini album penuh Compadres sudah dapat didengarkan di digital streaming platform dan juga dirilis dalam format fisik berupa CD Audio. CD Audio bisa juga di beli secara langsung melalui akun Instagram Compadres. (*)

Penulis: GilangEditor: Redaksi
  • Bagikan