BONTANG – Dua calon penumpang KM NTB yang berencana berangkat dari Pelabuhan Loktuan terpaksa tidak diberangkatkan karena reaktif Covid-19.
Kasi Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) mengatakan, awalnya petugas melakukan pemeriksaan terhadap calon penumpang yang ingin masuk kedalam kapal.
Namun pihaknya mendapati dua penumpang melampirkan surat rapid atigen yang telah habis masa berlakunya. Akhirnya petugas melakukan pemeriksaan rapid antigen langsung kepada yang bersangkutan untuk memastikan.
“Akhirnya kami lakukan rapid lagi, dan ternyata dua orang tersebut hasilnya reaktif Covid-19,” ungkap Welly Zakius, saat di konfirmasi melalui media melalui telpon seluler, Rabu (23/06/2021).
Diketahui, dua orang tersebut berasal dari Sangkulirang, Kutai Timur dan Berau. Penumpang yang berasal dari Kutim hanya seorang diri. Sedangkan yang berasal dari Berau berencana berangkat satu keluarga.
“Hanya dua orang yang reaktif. Yang berasal berau hanya satu saja yang reaktif, sedangkan isteri dan anaknya tidak,” sambungnya.
Usai dinyatakan positif, petugas pun langsung melaporkan ke Tim Satgas Covid-19. Hasilnya, penumpang yang reaktif itu hanya diminta balik ke daerah asalnya.
“Ya, kami hanya minta kembali sesuai arahan tim satgas,” terang Welly.
Disinggung terkait potensi penularan lantaran tak ada pengawasan terhadap penumpang reaktif, Welly menegaskan jika pihaknya hanya menjalankan sesuai arahan dari Tim Satgas Covid-19.
“Sesuai permintaan Tim Satgas, penumpang reaktif itu hanya diminta kembali ke daerah asalnya,” sambungnya.
Paling tidak, kalau harus diminta kembali daerah asal wajib mendapat pendampingan dari Tim Satgas. Agar saat diperjelanan balik ke daerah asal tidak menularkan orang lain.
“Nah, seharunya memang begitu. Tapi tidak ada Tim Satgas. Jadi kami hanya batalakan pemberangkatannya dan minta mereka pulang,” ungkap Welly.
Dikonfirmasi terpisah, Juru Bicara Tim Satgas Covid-19, Adi Permana mengakui jika telah menerima laporan ada dua penumpang yang ditemukan reaktif.
Diketahui penumpang asal Berau menginap di salah satu hotel yang ada di Bontang, bersama keluarganya.
Sementara penumpang asal Sangkulirang Kutim itu sempat lama berada di warung sekitar pelabuhan.
“Ya, sudah kita tangani kok. Tempat dia nginap di hotel sudah ditracing. Kebetulan juga mereka belum pulang. Kecuali yang perempuan satu itu,” terang Adi.
Ditanya soal petensi penularan lantaran tidak ada pengawasan saat penumpang dipulangkan, ia pun menegaskan, seharusnya petugas Pelabuhan Lok Tuan memfasilitasi sepenuhnya penumpang untuk isolasi mandiri.
“Sebab disana (Pelabuhan Lok Tuan) memiliki petugas kesehatan khusus dari instansi terkait,” ungkapnya.
Jika memang tidak memiliki fasilitas, maka Tim Satgas akan membantu memfasilitasi ruang isolasi.
“Itu tanggung jawab mereka karena itu wilayah kerjanya. Bukan kami. Disana itu ada petugas kesehatan nya Jadi harus petugas pelabuhan lah yang memfasilitasi isolasi mandiri atau memulangkan kedaerah asal,” Pungkasnya. (*)