Belajar Kebangkitan Islam Melalui Istana Topkapi Peninggalan Turki Ustmani

  • Bagikan

JAKARTA – Wakil Sekretaris PW Al Washliyah DKI Jakarta Taufik Akbar mengungkapkan perjalanan spritual Kebangkitan Islam masih diwilayah penaklukan Byzantium Konstantinopel Turki.

Melalui Al-Asjad Chanel, Taufik Akbar ingin menggambarkan kemegahan Istana Topkapi yang dulunya sebagai pusat pemerintahan Turki Ustmani.

Istana Topkapi merupakan lambang kemenangan dan kejayaan Islam pada masa kekhalifahan Ustmaniyah, dibangun pada tahun 1459 atas perintah Sultan Mahmed II yang merupakan generasi Sultan Al Fatih.

Terletak berdekatan dengan Masjid Hagia Shofia dan Blue Mosqiue yang merupakan keastuan all city Istambul. Kompleks istana topkapi dibangun dengan lahan yang cukup luas 70 hektar, terdiri dari empat lapangan utama dan banyak bangunan-bangunan kecil.

Tercatat 24 Sultan pernah tinggal di istana ini, dan pernah dihuni oleh 4.000 orang. Sebab selain tempat tinggal kekuarga Sultan, Topkapi juga menjadi pusat pemerintahan Turki.

Keagungan istana Topkapi memudar pada akhir abad ke-17, sebah yang menjadi sultan saat itu lebih suka menghabiskan waktu diistana baru mereka di Bosporus.

Pada tahun 1856, Sultan Abd-ul-majid I memindahkan kediamanya ke Istana Dolmabahce.

Setelah jatuhnya Ustmaniyah pada tahun 1922, istana Topkapi dijadikan museum berdasar dekrit pemerinta tanggal 1924. Dan menjadi warisan terbesar kerajaan Turki Ustmani.

Taufik Akbar menggambarkan bahwa dari ratusan ruangan yang paling ramai dan panjang antriannya adalah museum peninggalan para Nabi dan Rasul, dan juga para sahabat Nabi.

Kalau kita masuk kita dapat melihat pedang nabi Daud AS, tongkat Nabi Musa AS, sorban Nabi Yusuf AS. Dan terdapat juga pedang sahabat Nabi Abubakar Shiddik, Umar, Ustman dan Ali. Dan teristimewa terdapat dua pedang Rasulullah Muhammad SAW.

Untuk generasi muda teruslah belajar mengkaji sejarah Islam, untuk menambah kekuatan dan ketakwaan kita. Bagaimana para Nabi berjuang untuk menegakkan Islam.

Silahkan Like, Suscribe dan Share semoga menjadi ibrah bagi kita semua, sehingga kejayaan Islam akan terulang kemabali dimasa akan datang. (*)

Penulis: Hendra ThaherEditor: Redaksi
  • Bagikan