Aliansi Mahasiswa Pelajar Bontang Gelar Panggung Rakyat Menolak Lupa 23 Tahun Reformasi

  • Bagikan
Salah seorang orator dalam panggung rakyat bertajuk 23 Tahun Reformasi yang dilaksanakan Aliansi Mahasiswa Pelajar Bontang (Rifqi/Jurnaltoday.id)

BONTANG – Teriakan hidup Mahasiswa, Hidup Rakyat, Hidup Perempuan yang berlawan dengan lantang terdengar di simpang Ramayana Bontang.

Ratusan mahasiswa serta pelajar yang tergabung di Aliansi Mahasiswa Pelajar Bontang hadir menyalakan lilin, bentuk solidaritas terhadap mereka yang gugur dalam perjuangan meruntuhkan Rezim Soeharto.

Koordinator lapangan, Nurul mengatakan selama 32 tahun Soeharto menjabat dengan kepemimpinan otoriternya menjadi catatan buruk bangsa selama 75 tahun merdeka.

Saat ini sudah 23 tahun reformasi berjalan namun dengan tegas mahasiswa masih menggugat negara untuk segera menuntaskan kasus pelanggaran HAM yang terjadi di masa lampau.

“Panggung rakyat ini diisi orasi politik, menyalakan lilin, pembacaan puisi dan akustik,” kata Nurul.

Salah satu Orator dari Gerakan Mahasiswa Indonesia (GmnI) Kota Bontang, Saipul Akbar dalam orasinya mengatakan bahwa pasca reformasi, negara masih saja melanggengkan kepemimpinan yang tidak mampu menuntaskan kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia.

Kemudian juga persoalan kebebasan berpendapat dalam beberapa aksi-aksi terakhir yang mendapatkan tindakan intimidasi yang berujung kriminalisasi.

“Ternyata selama berada di era reformasi, negara ternyata semakin intimidatif. Penggusuran lahan, kriminalisasi petani dan keadilan bagi korban gugur dalam tragedi Trisakti tidak dipedulikan oleh negara,” ungkap saipul dalam orasinya.

Selanjutnya orasi politik juga disampaikan oleh Sadly Jaya dirinya mengatakan bahwa janji Presiden Jokowi untuk menuntaskan luka pelanggaran HAM masa lalu masih menjadi kemunafikan luar biasa.

“Dari 2014 janji politiknya menyelesaikan kasus HAM tapi sampai saat ini tidak ada tindak lanjut, bahkan negara saat ini masih menjadikan rakyat sebagai korban kemunafikan negara,” ungkap Sadly dengan lantang dalam orasinya.

Terakhir seluruh massa aksi menyatakan sikap terhadap negara dengan mengeluarkan tuntutan, yakni meminta agar segala kasus pelanggaran HAM yang ada di Indonesia diusut tuntas, kemudian kepada aparat agar menghentikan represifitas terhadap gerakan Rakyat.

Aliansi Mahasiswa Pelajar Bontang sendiri terdiri dari gabungan organisasi mahasiswa maupun individu mahasiswa. Adapun organisasi yang bergabung, yakni Bem se-Kota Bontang, HMI Bontang, GmnI Bontang, PMII Bontang, Sebimi, HMB Bontang, Kapasisbon dan Fosbon.

Reporter : Muhammad Faridzul Rifqi

  • Bagikan