KASIH SAYANG SEORANG IBU

  • Bagikan

Penulis: ASWAN NASUTION

PADA suatu ketika seorang lelaki bertanya kepada Rasullah : “Ya Rasul siapakah diantara manusia yang paling utama untuk mendapat penghormatan dan perlakuan yang baik…?”

Rasul menjawab : “Ibumu”. Kemudian orang tersebut bertanya lagi : “Setelah itu siapakah orang yang kedua…?”

Rasul menjawab “Ibumu”. Siapakah diurutan yang ketiga…? “Ibumu” jawab Rasul. Sesudah itu…? “Barulah Bapakmu”, jawab Rasul.

Seorang ibu akan mendapat penghormatan yang utama jika dia telah memperlihatkan sikap keibuan, sikap kasih sayang dan penuh perhatian kepada anak-anaknya.

Seorang ibu harus memiliki kepekaan terhadap anaknya, sehingga menghasilkan tindakan mendidik yang arif, bijak, dan penuh hikmah serta kasih sayang.

Seorang anak yang lahir dari rahim ibu, harus dididik dan diasuh dengan penuh kerahiman.

Kerahiman ibu merupakan madrasah dan mihrab pertama bagi seorang anak, sehingga seorang ibu harus dapat menjadi tangga seorang anak untuk mencapai surga.

Tugas seorang ibu, disamping bapak adalah menciptakan kehidupan syurgawi bagi anaknya sejak dalam rahim sampai usia akil baligh sehingga si anak menjadi aset dan tiket bagi kedua orang tuanya untuk masuk syurga.

Tanpa disadari, banyak rumah tangga muslim hancur berantakan dikarenakan seorang ibu tidak berperan sebagai ibu yang baik dan si bapak tidak berfungsi sebagai kepala rumah tangga yang bertanggung jawab penuh terhadap keluarganya.

Banyak generasi muda menjadi pribadi yang retak, karena mereka tidak mendapatkan kasih sayang seorang ibu dan perhatian seorang ayah.

Memang mereka mendapatkan fasiltas hidup, makanan, pakaian, uang dan lain sebagainya tetapi jiwa mereka kosong dari sentuhan jiwa seorang ibu.

Sehingga si Ibupun tidak lagi dihormati dan diperhatikan oleh anak-anaknya.

Padahal peranan seorang Ibu adalah penentu masa depan bagi anak-anaknya.

Muhammad Iqbal, seorang penyair Pakistan pernah berkata :

“Kelansungan umat manusia adalah dengan keibuan. Maka penghormatan terhadap Ibu adalah azas agama Islam.

Kehidupan kita adalah dari penderitaan seorang Ibu, dan subuh kita adalah dari kegelapannya.

Kekayaan suatu bangsa adalah dari pemimpinnya yang bisa memberi petunjuk, bukan dari harta benda, emas dan perak.

Modalnya adalah keturunan yang lurus, yang mempunyai fikiran yang kaya dan kemauan yang membaja.

Para Ibu adalah merupakan pemelihara persaudaraan dan sebagai perajut berdasarkan Al-Qur’an mereka akan tegak”.

“Wahai kaum wanita, pribadimu yang suci adalah rahmah bagi kami. Engkaulah kekuatan dan benteng kehidupan.

Cinta dan kasih sayangmu akan memahat kehidupan, melukis fikiran dan membentuk tingkah laku kami.

Dengan kelembutanmu engkau mendidik kami, sehingga gunungpun kami daki dan padang pasir kami telusuri”.

“Wahai wanita pemelihara hukum syari’ah, dalam nafasmu terdapat kehidupan ajaran agama, maka hati-hatilah dalam menghadapi perubahan zaman.

Dekaplah anak-anakmu jangan sampai terjatuh, bagaikan anak burung pipit yang jatuh dari sangkarnya sebelum dia kuat untuk terbang dengan sayapnya”.

“Keibuan adalah rahmat. Kata-kata Ummi juga di nisbahkan dengan kenabian.

Keibuan adalah penulis sejarah umat manusia. Ibu adalah penyambung rahim.

Dengan keibuan seseorang baru dapat menjalani perjalanan hidup dan dapat mengetahui rahasia kehidupan”.

Ahli hikmah berkata : “Kehidupan tanpa kasih sayang seorang Ibu, tidak akan sampai pada tujuan”.

Inilah sebuah renungan dalam rangka memperingati “Hari Ibu 22 Desember 2020”.

Wallahu a’lam bish shawab.

  • Bagikan