GMNI Kaltim Gelar Webinar bertajuk “Mengurai Persoalan Dasar Kalimantan Timur, Edisi Kabupaten Kutai Timur”

  • Bagikan

SAMARINDA – DPD GMNI Kalimantan Timur, DPC GMNI Kutai Timur bersama OSIS SMAN 1 Sangatta Utara mengadakan dialog daerah secara online dengan tema : “Mengurai Persoalan Dasar Kalimantan Timur, Edisi Kabupaten Kutai Timur, Sabtu,(12/09/).

Menurut panitia pelaksana, gelaran ini bertujuan mengurasi persoalan dasar yang ada di Kabupaten Kutai Timur serta sebagai upaya memberikan sumbangsih gagasan terhadap pemangku kebijakan.

Webinar yang diselenggarakan organisasi marhaenis ini di isi oleh 4 narasumber dengan latar belakang berbeda-beda.

Arfan selaku wakil ketua DPRD Kutai Timur didaulat sebagai pembicara pertama. Dalam paparannya menyampaikan bahwa masalah yang ada saat ini adalah ketidaktepatan sasaran dalam penggunaan dana yang ada untuk memberikan kesejahteraan untuk masyarakat. Dirinya berharap seluruh elemen mau dan mampu bersinergi menuntaskan persoalan yang ada di Kutai Timur.

Selanjutnya, Dr. H. Irwan. S. IP.,MP. selaku pembicara kedua menyampaikan terkait pembangunan infrastruktur sekaligus menyampaikan rencana untuk membangun Kalimantan Timur khususnya daerah Kutai Timur untuk menjadi kota-kota besar.

Menurut legislator dari Partai Demokrat ini, rencana tersebut bertujuan untuk membantu Kalimantan Timur ataupun Kutai Timur dalam menyambut ibukota negara Indonesia yang akan berpindah ke pulau Kalimantan
.
Selain itu, Irwan juga menyoroti perihal aktivitas pertambangan yang masih dominan. Menurutnya, penggunaan atau pertambangan jangka panjang tentu saja sangat akan menghawatirkan yang akan mengakibatkan bencana di Kutim ini sendiri.

Narasumber ketiga ialah politis PDI Perjuangan, Agiel Suwarno , SE. M. Si yang saat ini menjabat sebagai anggota DPRD Kaltim.
Menurut Agil, permasalahan utama dari Kalimantan Timur ialah infrastruktur yang sering tertinggal dengan kota-kota lainnya dan sangat perlu dikembangkan. Selain itu juga terdapat infrastruktur pendidikan dengan teknologi digital yang belum tuntas ataupun belum maju dibandingkan dengan kota-kota besar.

Arham S.TP. MM yang saat ini menjabat sebagai sekretaris KNPI Kutai Timur yang menjadi narasumber terakhir menjelaskan bahwa ada 3 tugas utama dari pemerintah yaitu masalah fungsi pemberdayaan, masalah fungsi pelayanan dan pembangunan.

Dirinya menjelaskan bahwa ada beberapa aspek-aspek yang mempengaruhi atau menjadi masalah dasar di Kalimantan Timur yaitu aspek kesejahteraan umum masyarakat dan aspek persoalan pendidikan dan kesehatan.

Aspek kesejahteraan umum dipengaruhi oleh tingkat infrastruktur dan tingkat kemiskinan yang ada. Seperti yang diketahui bahwa di Kutai Timur terdapat 30.000 penduduk dibawah garis kemiskinan .
Oleh karena itu perlu adanya usaha untuk menqmbah kegiatan-kegiatan pertanian atau industri pengolahan dan mengurangi kegiatan pertambangan yang ada.

Selain itu juga perlu adanya pengembangan kualitas sumber daya manusia sehingga mereka akan memiliki tingkat perekonomian yang bisa dikatakan dengan cukup.

Dan aspek perekonomian khusus lebih dijelaskan pada distribusi produksi dan konsumsi. Distribusi berkaitan dengan infrastruktur dasar terutama pada bidang transportasi yang masih sangat minim untuk daerah-daerah pedalaman di Kalimantan Timur ataupun Kutai Timur. pada aspek konsumsi tingkat kemiskinan yang naik dari tahun sebelumnya tentu saja harus adanya peninjauan kembali di daerah-daerah terpencil.

Dalam sesi diskusi peserta banyak memberikan masukan, salah satunya dari pemerintah Desa Sepaso, Ardi Amiruddin. Dirinya meminta keterangan bagi pemerintah baik di dipastikan maupun di daerah dalam mengatur, dan memajukan pembangunan infrastruktur di Kutai Timur.

Tanggapan lain disampaikan oleh Kanigia Sare. Ia mempertanyakan perihal izin pertambangan yang baru saja di berikan kepada salah satu perusahaan besar di Kutai Timur.
“Di manakah letak pertanian bagaimanakah pekerjaan para warga yang terkena dampak dari penambangan tersebut dan bagaimana masalah mengenai perampasan lahan yang terjadi?” tanya Kanigia Sare.

Ia juga menyesalkan perihal sumber air bersih serta listrik yang juga masih sangat kekurangan di berbagai desa yang ada di Kutai Timur padahal disana bercokol perusahan yang terus mengambil sumber daya alam Kutai Timur.

Akhir diskusi ditutup dengan closing statement dari para narasumber, para narasumber mengapresiasi kegiatan yang memberikan kritik dan masukan kepada para pemangku kebijakan.(Red)

  • Bagikan