BEM Fisip Unmul Gelari Isran Noor ‘The King Of Comedy’, Dosen Unmul: Bagian Dari Kebebasan Akademik

  • Bagikan
Poster Kritikan Bem Fisip Unmul

SAMARINDA – Satu hari yang lalu, viral di media sosial aksi kritik dalam bentuk poster yang diunggah oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Mulawarman (Unmul). Di akun media sosialnya, mereka menobatkan Isran Noor sebagai ‘The King Of Comedy’.

Aksi tersebut menuai ragam komentar, dan dukungan. Tak terkecuali dari pihak akademisi Unmul, salah satunya dari Dosen Unmul, Herdiansyah Hamzah. Dihubungi melalui sambungan telepon, Dosen Fakultas Hukum ini menjelaskan bahwa aksi kritik yang dilayangkan BEM Fisip Unmul ini masih dalam batas kewajaran.

“Model kritik seperti ini adalah model kritik yang mudah dipahami oleh publik, dan kritik ini benar,” ucap Dosen yang akrab disapa Castro ini, Rabu, (13/07/2021).

Castro melanjutkan dalam politik kritik ini merupakan hal yang lumrah, untuk menghadapi politik kepura-puraan atau basa basi, dalam kapasitas Isran Noor sebagai pejabat publik, yakni Gubernur Kalimantan Timur. Menurutnya, kritik yang seperti ini diperlukan bahkan harus lebih keras.

“Menyangkut pejabat publik dalam istilah saya, tidak ada sopan santun, karena sopan santun itu dalam pergaulan kita sehari-hari, relasi interpersonal antara manusia satu dengan manusia yang lain, logikanya ketika pejabat publik abai melaksanakan mandat rakyat kita harus sopan dalam mengkritik itu tidak mungkin,” urainya.

Castro menegaskan kritik yang dilayang BEM Fisip Unmul, merupakan hal yang sah.

“Prinsipnya kritik Bem Fisip unmul adalah bagian dari kebebasan akademik,” imbuhnya.

Menurutnya, ada dua kemungkinan kenapa Isran Noor kerap kali memberikan tanggapan yang lucu. Pertama, Isran tidak faham dengan persoalannya, atau memang sengaja mengalihkan perhatian yang mana merupakan strategi diplomasi.

“Akhirnya pemberitaan di media lebih fokus pada guyonan Isran Noor daripada subtansi persoalannya,” tambahnya.

Dirinya juga memberikan kritik terhadap gaya komunikasi politik Isran Noor yang sering kali memberi tanggapan yang dianggap lucu oleh sebagian pihak. Menurutnya, hal tersebut bentuk komunikasi politik yang buruk dan tidak efektif.

“Lain hal jika suasananya santai, cair, dia berguyon seperti itu mungkin masih bisa dimaklumi,” lanjutnya.

Kritik yang lain, datang dari salah satu praktisi hukum, Bernard Marbun. Menurut Alumni Fakultas Hukum Unmul ini, kritik dari BEM Fisip Unmul yang ditujukan kepada Isran Noor merupakan akumulasi dari setiap komunikasi politik Gubernur yang di sampaikan kepada publik.

“Tidak ada yang salah dari kritik Bem FIsip ini. Bukan berarti melarang Gubernur untuk berguyon, tetapi bijaknya disesuaikan pada tempatnya,” ujarnya.

Bernad menyarankan agar kedepan, Isran Noor selaku Gubernur Kaltim untuk memperhatikan gaya dari komunikasi politiknya. Menurutnya, publim justru berharap komentar-komentar yang keluar dari mulut Gubernur bisa mengudakasi masyarakat.

  • Bagikan