Belajar Tentang Puncak Kejayaan Islam Dari Benteng Konstantinopel, Tembok Yang Susah Untuk Ditaklukkan

  • Bagikan
Taufik Akbar, Aktivis dakwah PW Al Washliyah DKI Jakarta

Perjalanan dan petualangan Taufik Akbar seorang aktivis Dakwah Islam dan Wakil Sekretaris PW Al Washliyah DKI Jakarta, kali ini mengulas tentang kebangkitan Islam di Konstatinopel dengan penaklukan benteng pertahanannya yang begitu kokoh, sebagai pusat pertahanan kerajaan Konstantinopel. Sutan Al fatih membutuhkan 40 hari untuk menguasai dengan kemenangan terhadap tembok yang kokoh tersebut.

Terlihat tembok tebal sebagian telah hancur, hal ini menjadi saksi betapa dahsyatnya pertempuran yang dilakukan oleh pasukan Sutan Al fatih dan pasukan kerajaan Konstantinopel yang dipimpin oleh sang raja Byzantium Konstantinus XI.

Konstantinopel termasuk kota dengan sistem pertahanannya yang sangat kuat, menara dan benteng-bentengnya yang sangat besar dan tersebar diberbagai penjuru. Kemegahan dan kejayaannya membuat bangsa lain yang ingin mengambil alih di kota ini, namun semuanya mengalami kegagalan.

Dibangun pada tahun 334 sebelum Masehi, tembok ini memiliki panjang 5,5 kilometer dengan ketinggian 12 meter. Tebal tembok dalam 5 meter, masih terdapat tembok luar yang berjarak 20 meter dari tembok dalam dengan ketebalan 2 meter dan memiliki ketinggian 8,5 meter.

Selain tembok besar tersebut, juga ada rantai raksasa dengan panjang 275 meter dengan mata rantai 68 cm dan tebal besinya 4 cm, untuk menutupi akses kapal ke Teluk Tandus Emas (Golden Horn).

Makanya wajar pasukan kerajaan Konstantinopel menjadi sombong dan senantiasa mengumbar perkataan “Tidak akan ada pasukan yang sanggup dari negara manapun untuk menaklukkan Benteng Konstantinopel “.

Namun berkat kecerdasan Sang Sultan Mahmed II atau yang lebih dikenal dengan Muhammad Al Fatih yang masih berusia 21 tahun ketika itu, dengan meriam Basilica karya Orban (teknisi hongaria) mampu menembakkan peluru seberat 272 kg dengan jarak 1,6 kilometer. Akhirnya tepat pada tanggal 29 Mei 1453 Kesultanan Ustmaniyah mampu menaklukkan benteng dan kota konstantinopel yang berganti nama dengan nama Istambul.

Dan yang lebih heroik lagi, adalah ide sang Sultan melewati rantai raksasa di Selat Tanduk Emas melalui jalur darat. Ratusan hewan dilibatkan, glondongan kayu dan minyak hewan disiapkan untuk bergerak dimalam harinya. Penaklukan brilian ini menjadikan namanya terkenal dengan nama Muhammad Al Fatih (Sang Penakluk).

Rontoknya Kerajaan Konstantinopel sudah dapat diprediksi berbagai pihak, termasuk oleh nabi Muhammad SAW yang menggambarkan suatu saat Konstantinopel akan jatuh ketangan ummat Islam.

Untuk lebih dalam silahkan anda kunjungi Al Asjad Channel jangan lupa Suscribe dan nikmati perjalanan dan petualangan Taufik Akbar didalam dan luar negeri. Semoga bermanfaat bagi generasi bangsa kedepannya, dan mampu menggelorakan kebangkitan Islam dimasa akan datang.

Penulis: Hendra ThaherEditor: Redaksi
  • Bagikan